Latest update January 24th, 2025 7:29 PM
Sep 17, 2018 broadcastmagz Behind The Scene Comments Off on Sara & Fei-Stadhuis Schandaal, Historia Cinta Di Kota Tua
Film ‘Sara & Fei-Stadhuis Schandaal’ bercerita tentang seorang mahasiswa Ilmu Budaya Indonesia bernama Fei (Amanda Rigby) yang tengah mengerjakan tugas kampus mengenai The Old Batavia. Saat mencari bahan dan riset di kawasan Kota Tua Jakarta, ia bertemu dengan seorang gadis keturunan Belanda dan Jepang yang kemudian dikenal sebagai Saartjie Specx atau dipanggil Sara (Tara Adia). Sosok Sara kemudian menghilang dari pandangan Fei saat dering telopn berbunyi. Pertemuan Fei dengan Sara membuat ia tidak dapat menghilangkan pertanyaan dalam pikiran, siapa sosok wanita yang memperhatikannya di Museum Fatahillah yang dulu bernama Stadhuis. Fei bertemu dengan Sara yang membawanya pada era Batavia tahun 1628 dimana kisah Sara dan kekasihnya Pieter yang tragis terjadi. Sara ingin sejarah membersihkan skandal cintanya melalui Fei. Sara ingin menyampaikan bahwa hubungannya dengan Peter Cortenhoof (Mikey Lie) adalah cinta murni, bukan perselingkuhan yang menyebabkan Peter dihukum mati dan Sara dikawinkan dengan orang lain.
Sara & Fei-Stadhuis Schandaal’ yang mulai tayang di bioskop 26 Juli 2018 memang dilatarbelakangi kisah cinta jaman Belanda yang terbawa hingga hari ini. Untuk itu dihadirkan dua setting—masa lalu dan masa kini, di Stadhuis atau kini dikenal dengan Museum Fatahilah.
Dengan menyasar generasi millenials, film ‘Sara & Fei, Stadhuis Schandaal’ pun digarap dengan menggunakan format terbaru yang memanfaatkan teknologi film terkini yaitu Computer Generated Imagery (CGI). Sutradara Adisurya Abdy mengakui bahwa penggunaan teknologi CGI di Stadhuis Schandaal sangat membantu agar film tersebut bisa dinikmati oleh penonton generasi masa kini alias kaum milenial. “Di produksi film saya berjudul Stadhuis Schandaal, saya berusaha maksimal baik dari unsur cerita dan teknologi. Karena hasrat dan selera penonton terus berubah. Ketika film memasuki zaman milenial, kami juga hadir di era kekinian,” kata Adisurya Abdy. Menurutnya, Stadhuis Schandaal mengangkat nilai sejarah dengan pendekatan masa kini yang dibuat dengan cara modern. Cara ini juga bisa membantu para penonton dari generasi milenial bisa mengerti sejarah.”Kalau kita bicara sejarah tempo dulu, maka mereka tidak paham. Filmlah yang memiliki ruang dan alat untuk memberi tahu mereka, apa dan siapa yang pernah terjadi di negeri ini. Caranya ikuti selera milenial,” papar Adisurya Abdy.
Sejatinya, ‘Sara & Fei-Stadhuis Schandaal’ menyingkap tabir gelap skandal asmara di lingkungan gedung yang kini dikenal sebagai Museum Fatahilah yang dibangun oleh Jaan Pieter Zoon Coen. ”Apakah skandal asmara ini fiksi atau nyata yang pasti karakter tokohnya pernah ada saat itu,” kata penulis senior Remy Silado saat talk show sebelum film ini ditayangkan. Menurut Remy, gedung Fathilah yang terletak di Kota Tua itu adalah sebuah stadhuis di mana Pangeran Diponegoro sempat ditahan. “Begitu pula Untung Surapati ditahan di sana tahun 1600-an sehingga terjadilah perang,” terang Remy.
Film ini merupakan produksi Rumah Poduksi Xela Pictures dan diarahkan sutradara Adisurya setelah 14 tahun tak membuat film. Sebelumnya, Adisurya pernah menyutradarai sejumlah film ternama sejak era 80-an seperti Roman Picisan, Hallo Sayang, Setitik Embun, Macan Kampus, Perang Mulut, Ketika Cinta Telah Berlalu, Jakarta oh Jakarta, Lazuardi, Sejak Cinta Diciptakan, Saat Kukatakan Cinta, Wanita, dan Asmara dan Cintaku Tidak untuk Dipermainkan. ”Saya pernah rasakan bagaimana bikin film di era seluloid dan sekarang ingin belajar lagi di era digital,” jelas Adisurya Abdy. Tidak hanya menyutradarai, Adisurya juga menulis skenario film yang mengambil lokasi pengambilan gambar di Jakarta, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan Shanghai, Tiongkok.
Adapun, untuk musik ditangani Areng Widodo yang diantaranya meramu musik adegan masa lalu dengan menyajikan kembali lagu ciptaannya berjudul Syair Kehidupan yang dipopulerkan oleh Achmad Albar yang diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh Hilda Ridwan Mas untuk film ini. “Esensinya saya buat musik adegan masa lalu dan kini, yang berbeda warna. Saya termasuk musisi yang menolak warna musik konvensional. Misalnya musik klasik, saya bikin logikanya di masa itu yang sulit didengarkan,” kata Areng yang pernah meraih Piala Citra.”Saya suka kerjasama dengan Xela Pictures karena saya tidak didikte sehingga saya menghasilkan karya yang maksimal,” imbuhnya.
Kehadiran film ini memang diharapkan memberi warna beda dalam film-film drama yang edar saat ini seperti yang diungkapkan Produser Xela Pictures Omar Jusma. “Saya mengharapkan generasi tahu akan cerita film ini, tentang cinta dan sejarah. Intinya film ini adalah hiburan yang bersetting sejarah. Tetap menampilkan cerita cinta anak muda, dengan segala romantikanya sehingga perlu ditonton oleh generasi milenial,” pungkas pria yang biasa disapa Oca.
Jan 24, 2025 0
Jan 24, 2025 0
Jan 24, 2025 0
Jan 24, 2025 0
Jul 29, 2024 Comments Off on Film Wasiat Warisan Masuki Fase Pengambilan Gambar di Danau Toba, Usung Trio Derby Romero, Sarah Sechan dan Astrid Tiar
Mar 12, 2024 Comments Off on Behind The Scene: “Kartolo Numpak Terang Bulan”, Karya Kolaborasi Air Films & SMK Dr. Soetomo Surabaya (2)
Mar 11, 2024 Comments Off on Behind The Scene: “Kartolo Numpak Terang Bulan”, Karya Kolaborasi Air Films & SMK Dr. Soetomo Surabaya (1)
Jun 08, 2021 Comments Off on NET. HADIRKAN “NET. ON TOP”, PANGGUNG MUSISI LINTAS GENRE & BAROMETER Terbaru Musik INDONESIA
Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
Jakarta, Broadcastmagz – Cynthia Tan, desainer fesyen...May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Jaka, Broadcastmagz – Bernama lengkap Gunawan...Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Jakarta, Broadcastmagz – Hari Rabu, 15 November 2023...
Oct 25, 2023
Comments Off on
Rubi Roesli, Arsitek dan Founder dari Biroe Architecture & Interior Kembali Menata Interior
JFW2024
Jun 07, 2023 Comments Off on DJ Asto, Dari Musik ke Politik
Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut...Aug 06, 2024 Comments Off on Implementasi AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Broadcasting Masa Kini dan Nanti
Nov 08, 2024 Comments Off on KPI Gelar Anugerah KPI 2024: “Penyiaran Tumbuh, Indonesia Maju”
Feb 14, 2024 Comments Off on KPI Minta MNC Group Menghentikan Penayangan Konten Siaran Berunsur Kampanye pada Hari Pemungutan Suara
Jun 27, 2022 Comments Off on Gubernur Sulut Nilai Gerakan Literasi Tingkatkan Kualitas Isi Siaran
Jun 27, 2022 Comments Off on Media Penyiaran Hadapi Persaingan Tak Adil dari Media Berbasis Internet
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...