Broadcastmagz – Behind The Scene: “Kartolo Numpak Terang Bulan”, Karya Kolaborasi Air Films & SMK Dr. Soetomo Surabaya (2)

Behind The Scene: “Kartolo Numpak Terang Bulan”, Karya Kolaborasi Air Films & SMK Dr. Soetomo Surabaya (2)

Mar 12, 2024 broadcastmagz Behind The Scene, Film & Music, What's On Comments Off on Behind The Scene: “Kartolo Numpak Terang Bulan”, Karya Kolaborasi Air Films & SMK Dr. Soetomo Surabaya (2)

Jakarta, Broadcastmagz – Film layar lebar “Kartolo Numpak Terang Bulan” tayang di bioskop mulai Kamis, 14 Maret 2024. Film yang melibatkan siswa-siswi Smekdors ini dibintangi sejumlah bintang asal Surabaya dan sekitarnya. Berikut adalah komentar para bintang dan sosok di balik layar film “Kartolo Numpak Terang Bulan” yang terangkum dalam Kata Mereka.

Kata Mereka

Cak Kartolo sebagai Cak Kartolo
Bagi Cak Kartolo sendiri hadir sebagai sosok sentral dalam film “Kartolo Numpak Terang Bulan” bagai sebuah mimpi.

“Sebetulnya ndak yakin kalo saya diperankan menjadi peran utama. Dulu hanya untuk pembantu-pembantu (peran pembantu-red) gitu. Ya, seneng banget. Semoga lancar nanti saya khawatir kalo terlalu kelira keliru, lama kesian pak Jul (Juliantono Hadi-red),” tuturnya sembari tersenyum.

Dibandingkan film-film sebelumnya yang pernah Cak Kartolo bintangi seperti film “Yok Wis Ben”, “Terbang”, memang bermain dalam “Kartolo Numpak Terang Bulan” jauh lebih menantang.
“Yang paling menantang, kita harus selalu ingat abc-nya sambungan itu nanti, itu kalo jadi pembantu (peran pembantu) itu kan hanya sekali dua kali (dialog dan aktingnya). Kalo ini kan full sampe saya tuh ndak membaca skenario. Kalo baca semua malah bisa hilang,” tambahnya terkekeh.

Selain menempatkan Cak Kartolo sebagai karakter sentral, sejumlah bintang muda pun dilibatkan, diantaranya Arief Wibisono yang berperan sebagai Jon dan Alda Yunavita yang berperan sebagai Sari, putri Cak Kartolo.

Arief Wibisono sebagai Jon
“Kalau peran kali ini karena cenderung lebih kuat di komedi, (lebih) dikomikal. Artinya, ekspresi itu harus lebih commit. Seperti teater, tegas, enggak bisa yang cuma halus doang biar kuat karakternya,” jelas Arief Wibisono.

Menurut Arief, perannya kali ini masih ada kemiripan dengan peran dalam film sebelumnya “Jack” yang juga melibatkan siswa SMEKDOR`S sebagai crew termasuk bahasa yang digunakan.

“Bahasa yang dipakai sehari-hari kurang lebih sama karena memang anak Surabaya pakai bahasa Suroboyoan, bahasa Jawa Suroboyo kayak gitu,” tambah Arief yang mengaku melakukan observasi untuk lebih mendalami background karakter yang diperankan.

“Kalau si Jon ini, kalau di scriptnya itu kan ditentukan anak yang urakan, sebenernya gak terlalu detail, tapi saya detailkan sendiri, dengernya musik ini, terus fashionnya seperti ini membentuk sendiri karakternya,” paparnya lebih lanjut.

Alda Yunalvita sebagai Sari
Sementara itu, Alda Yunalvita yang berperan sebagai Sari mengungkapkan hal yang tak jauh beda.

“Ceritanya si Sari dianak tirikan/dibenci sama bapaknya dan ada beberapa dialog yang Sari ngomong sendiri. Mungkin penghayatan karakter aja,” jelas Alda terkait tantangan dalam perannya sebagai Sari.

Selain produser, sutradara dan bintang, film yang siap dinikmati di layar bioskop mulai 14 Maret ni pun tak lepas dari sosok berambut gimbal bernama Haikal Damara sebagai penulis skenario film “Kartolo Numpak Terang Bulan”.

Haikal Damara, Penulis Skenario
“Gagasan idenya dari Pak Ridho (sutradara-red), sudah ada ide dari lama, tapi masih disimpen. Setelah dicek dan sudah rilis, ketemu lagi di November/Desember (2019-red) untuk ngomongin Kartolo. Membicarakan ide pokoknya lalu abis itu baru garap skenario dari Desember – Januari. Draf terakhir selesai, 2 Februari (fixed scenario) dan tanggal 10 Februari (2020-red) sudah mulai cek lokasi,” buka Haikal.

Menurut Haikal yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai peserta master class penulisan skenario film fiksi panjang “Indosiana 2024” yang diselenggarakan Kemendikbudristek dalam proses penulisannya banyak hal baru yang ditemui dan sangat menantang.

“Adanya genre komedi. Sebelumnya genre drama. Sedangkan secara pengalaman saya masih junior, tantangan lainnya ini komedi, tapi harus ada dramanya dan harus ada kesedihan dan love storynya, harus lengkap,” jelas Haikal yang mengaku memilih film Meksiko dan film Iran sebagai bagian referensi agar bisa menyusun skenario yang mampu membuat penasaran penonton pada 15 menit awal hingga (penonton) mau menonton hingga kisah berakhir.

Sol Amrida, Koordinator Magang Siswa Jurusan Produksi Film SMK Dr. Soetomo Surabaya

“Yang menarik dari film ini adalah bagaimana sosok Kartolo yang dikenal sebagai pelawak (komedi) Jawa Timur yang suka guyon, di dalam film ini akan sangat lain, kita seperti melihat Kartolo sebagai seorang sosok yang penuh talenta dan kecakapan tinggi. Film ini juga menjadi film dengan unsur lokal yang kuat yang bisa dinikmati bukan saja oleh orang Jawa Timur, tetapi bisa dinikmati oleh semua orang. Karena cerita film ini sangat universal, cerita tentang manusia-manusia yang berkelindan dengan permasalahan keseharian. Dan itu bisa menjadi cermin kita.” (gus)

(Visited 62 times, 1 visits today)