Latest update February 12th, 2025 6:12 PM
Jun 13, 2019 broadcastmagz Profile Comments Off on M. Ainun Ridho, Merintis Film Lokal Surabaya Menasional
Rasa cinta terhadap kota kelahiran memang sulit luntur. Terlebih lagi, bila kota tersebut memberikan banyak kenangan sehingga sulit dilupakan. Paling tidak inilah yang terpancar pada sosok arek Surabaya bernama M. Ainun Ridho. Ridho, demikian pria ramah ini biasa disapa.
Selepas lulus SMA 2 Surabaya tahun 1990, Ridho meninggalkan Surabaya untuk berkuliah di Institut Kesenian Jakarta. Dia masuk Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta. Keinginan berkuliah di IKJ memang tertanam kuat sejak SMA. Hal ini tak lepas dari hobinya berkesenian, khususnya teater. “Saya aktif di teater sejak kelas SMP kelas 3 dan saat SMA, saya sudah senior di teater dan di SMA 2 yang merupakan sekolah favorit di Surabaya, saya cari pelatih dan membentuk kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) teater. Tahun pertama di SMA 2 (Smada) langsung menang sebagai juara lomba teater se-Jawa Timur dengan menyabet beragam penghargaan seperti sutradara terbaik, aktor dan artis terbaik,” buka Ridho saat ditemui broadcastmagz d kawasan Bintaro, pertengahan April 2019.
Hobi berteater pula yang memantapkan Ridho untuk berkuliah di IKJ dan ini sudah tertanam sejak kelas 2 SMA. “Kebetulan saya termasuk orang yang dari kelas dua awal SMA, saya tahu mau masuk IKJ walaupun saya sekolah di jurusan A1 (Fisika),” tambahnya dan ini membuatnya lebih fokus.
Setelah lulus Smada, tempat Ahmad Dani, Piyu, dan Dewa Budjana bersekolah, Ridho justru tidak memilih teater, dia lebih memilih Fakultas Film dan Televisi dengan major penyutradaraan. Menurutnya, bila ia masuk Teater bisa kembali belajar dari awal soal teater yang sudah bertahun-tahun ia geluti. Tahun 1996, Ridho pun lulus dari Fakultas Film dan Televisi IKJ dan dia lebih memilih bekerja freelance. Ya, tenaga lepas (freelancer) memang telah ia tekuni sejak tahun 1993. Artinya, sejak duduk di bangku kuliah. Ridho bekerja sebagai freelancer sejak 1993 hingga 2000 di dunia Film & Televisi.
“Kerja freelance dan kerja tetap di perusahaan (sebagai staf) seperti dua “mazhab” besar. Sama saja dengan dua persimpangan. Apapun yang terjadi saya maunya freelance. sedikit pun tak tergiur untuk kerja tetap. Waktu zaman krismon (krisis moneter yang terjadi pasca kerusuhan 1998-red), sempat dua tahun freelance di TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) sebagai sutradara tamu untuk acara acara musik. Saya memegang 2-3 program. Pak Ishadi SK yang saat itu Direktur TPI suka dengan program yang saya pegang dan menawari untuk menjadi staf. Saya tetap memilih freelance dengan segala resikonya,” terang Ridho.
Tahun 2000, Ridho mendirikan Rumah Produksi AIR Production yang sekarang menjelma menjadi AIR Films. Dengan rumah produksi Air, Ridho dan tim telah menggarap sedikitnya 600 filler iklan. Tahun 2014, AIR Production pun ia mulai ia siapkan menjadi AIR Films. Artinya, Ridho mulai lebih serius dan fokus untuk memproduksi sebuah film dan film yang ingin ia angkat adalah terkait Surabaya.
Ya, meskipun sejak era 90-an meninggalkan Surabaya untuk kuliah di IKJ, Jakarta, dan hingga sekarang tinggal di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, bagi Ridho, Surabaya adalah “jantung hati” dan sebagai praktisi seni kreatif, Surabaya adalah lahan subur yang bisa dieksplorasi. Hal inilah yang coba ia lakukan dengan membuat film “Jack”, film Surabaya pertama. Terlebih lagi, Ridho mengamati selama lima terakhir, film lokal eksis di layar bioskop, khususnya film-film asal Makassar. Salah satunya, film Uang Panai yang dirilis tahun 2016 dan ditonton sekitar 400 ribu penonton. “Saya melakukan riset sederhana. Di Makassar, tahun lalu, jumlah bioskopnya 4, di Surabaya, jumlahnya nomor dua setelah Jakarta, yakni 16 bioskop. Artinya, Makassar aja bisa, kok Surabaya gak? Kebetulan saya lahir sampai lulus SMA di Surabaya, saya gatel banget pengen bikin film soal Surabaya,” ungkap mantan Dosen FFTV IKJ Mata Kuliah Penyutradaraan (2005-2010).
Tak mau tanggung, untuk film yang digarapnya, Ridho memberi warna Suroboyoan lebih kental. Untuk itu, mantan Ketua Umum Ikatan Alumni FFTV IKJ (2007-2010) ini melibatkan hampir secara menyeluruh arek Surabaya. Ia mengawali dengan mencari penulis kelahiran Surabaya dan dianggap tahu atau paham dengan kultur Surabaya dan berlanjut dengan mencari mitra di Surabaya. Sosok penulis, ia dapatkan pada Haikal Damara dan mitra di Surabaya ada pada sosok Juliantono Hadi, Kepala Sekolah SMK Dr. Soetomo “Smekdors” Surabaya. Adapun, sutradara akhirnya ia yang tangani. Hal ini terjadi lantaran ia tak menemui sutradara asal Surabaya yang mumpuni. “Last minute, ya udah saya deh. Saya lulus IKJ dengan mayor Sutradara. Rentang tahun 93-97, saya pernah menjadi astrada sinetron,” imbuhnya.
Akhir Februari 2018, Ridho dan tim yang terdiri dari tim inti seperti DOP, sound, dari Jakarta dan tim pendukung yakni para kru yang melibatkan SMK dr. Soetomo jurusan film dan multimedia Surabaya dari serta para pemain atau bintang film yang asli Surabaya seperti Arief Wibhisono sebagai Jack dan Grace Tie sebagai Meyling pun melakukan syuting “Jack” di 20 lokasi di kota Surabaya seperti kampung Maspati, sebuah cafe di Peneleh, hotel Majapahit, tugu Bambu Runcing dan gedung Balai Kota, selama 21 hari. Selanjutnya, hasil syuting pun menjalani proses editing, hingga siap tayang di Bioskop di Surabaya pada 2 Mei 2019 (premiere) dan 16 Mei 2019 (umum).
Ridho optimis “Jack” bakal disukai penonton lantaran memiliki cerita menarik yang mengangkat drama cinta antara anak keturunan China Jagalan bernama Meyling dan Arab Ampel bernama Jack yang sarat konflik. Cerita yang ditulis Haikal Damara dan Ridho ini terinpirasi dengan alur cerita film “3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta” yang dirilis pada 1 Juli 2010 dengan disutradarai oleh Benni Setiawan yang dibintangi antara lain oleh Reza Rahadian, Laura Basuki, dan Arumi Bachsin. Film ini diangkat dari dua novel karangan Ben Sohib yang berjudul Da Peci Code dan Rosid dan Delia dan berhasil meraih beberapa Piala Citra pada ajang FFI 2010 sebagaiFilm Terbaik, Pemeran Utama Pria (Reza Rahardian), Pemeran Utama Wanita (Laura Basuki), Penyutradaan (Benni Setiawan), Pemeran Pendukung Pria (Rasyid Karim), Skenario Cerita Adaptasi (Benni Setiawan), serta Tata Artistik (Oscart Firdaus).
Tentunya, Ridho berharap film yang ia garap tak hanya bisa dinikmati warga Surabaya, tetapi meluas ke Jawa Timur, hingga nasional, bahkan dunia. Karenanya, walaupun dominan menggunakan bahasa jawa Surabaya, subtitel berbahasa Indonesia tetap dilekatkan. “Ya, idealisnya, ingin bangkitkan film lokal Surabaya. Jack boleh diklaim sebagai film lokal pertama Surabaya yang menggunakan pemain, lokasi dan dialog Surabaya,” tutup Ridho.
Feb 12, 2025 0
Feb 11, 2025 0
Feb 11, 2025 0
Feb 08, 2025 0
Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Feb 08, 2025 0
Jakarta, Broadcastmagz – Paulina, begitu...Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
Jakarta, Broadcastmagz – Cynthia Tan, desainer fesyen...May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Jaka, Broadcastmagz – Bernama lengkap Gunawan...Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Jakarta, Broadcastmagz – Hari Rabu, 15 November 2023...
Oct 25, 2023
Comments Off on
Rubi Roesli, Arsitek dan Founder dari Biroe Architecture & Interior Kembali Menata Interior
JFW2024
Aug 06, 2024 Comments Off on Implementasi AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Broadcasting Masa Kini dan Nanti
Nov 08, 2024 Comments Off on KPI Gelar Anugerah KPI 2024: “Penyiaran Tumbuh, Indonesia Maju”
Feb 14, 2024 Comments Off on KPI Minta MNC Group Menghentikan Penayangan Konten Siaran Berunsur Kampanye pada Hari Pemungutan Suara
Jun 27, 2022 Comments Off on Gubernur Sulut Nilai Gerakan Literasi Tingkatkan Kualitas Isi Siaran
Jun 27, 2022 Comments Off on Media Penyiaran Hadapi Persaingan Tak Adil dari Media Berbasis Internet
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...