Latest update September 6th, 2024 11:45 AM
May 19, 2019 broadcastmagz Behind The Scene Comments Off on Jack, Film Arek Surabaya Yang Siap Mengglobal
Film layar lebar yang diproduksi Air Films bekerja sama dengan Smekdors dengan arahan sutradara M. Ridho dan menjadi karya asli arek Surabaya itu berkisah tentang sosok pemuda asli Surabaya keturunan Arab yang bernama Zaki atau teman-temannya biasa memanggil Jack (25). Jack memiliki masalah internal dengan ayahnya, Wak Dollah (65) yang memiliki watak keras, dimana permasalahan mereka adalah perbedaan visi dan misi.
Wak Dollah ingin anaknya menjadi penerus perniagaannya yang bisa di bilang cukup sukses. Bisnis Wak Dollah terbukti bisa menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi Jack tidak sejalan dengan keinginan Ayahnya. Jack adalah pemuda yang cinta dengan dunia seni. Dia memiliki hobi di bidang foto, menyukai desain, musik, dan motor tua. Permasalahan ini membuat Ayahnya jengkel, karena mereka berdua tidak satu pemikiran, ditambah lagi masalah kuliah Jack yang tak kunjung usai, karena semestinya tahun ini ia harus lulus, jikalau tidak Jack akan di”dropout” dari kampusnya.
Jack malas kuliah karena memang ia tidak suka dengan jurusan yang ia tempuh. Jack sebenarnya ingin sekali kuliah di jurusan Seni, tapi Ayahnya sangat menentang. Permasalahan makin menjadi-jadi ketika Wak Dollah mengetahui Jack dekat dengan Meyling (23), anak dari pemilik toko obat Cina langganannya.
Selain berbeda keyakinan,suku dan budaya, tentunya hal ini membuat Wak Dollah makin geram dengan tingkah laku anaknya yang sebenarnya punya rencana tersembunyi di balik itu semua. Apakah hubungan Wak Dollah dan Jack akan baik-baik saja? atau malah akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi? Bagaimana kelanjutan hubungan Jack dan Meyling?
Jawabannya bisa Anda peroleh, khususnya yang tinggal di Surabaya saat ‘Jack’ tayang premier pada 2 Mei 2019 dan diputar serentak di bioskop-bioskop di Surabaya, 16 Mei 2019.
M. Ainun Ridho, Produser dan Sutradara “Jack” mengungkapkan kelahiran film ini memang obsesi yang selalu ingin direalisasikan. Terlebih lagi, dalam pengamatannya, selama lima tahun terakhir, film lokal eksis, khususnya film-film asal Makassar. Bahkan, film Uang Panai yang dirilis tahun 2016 ditonton sekitar 400 ribu penonton.
“Saya melakukan riset sederhana. Di Makassar, tahun lalu, jumlah bioskopnya 4, di Surabaya, jumlahnya nomor dua setelah Jakarta, yakni 16 bioskop. Artinya, Makassar aja bisa, kok Surabaya gak? Kebetulan saya lahir sampai lulus SMA di Surabaya, saya gatel banget pengen bikin film soal Surabaya. Saya pun segera mencari penulis, rekan kerja di Surabaya,” ungkap M. Ainun Ridho.
Untuk penulis, dengan proses berliku lantaran M. Ainun Ridho menginginkan penulis asal Surabaya yang memahami kultur di Surabaya. Akhirnya, ia menemukannya pada sosok Haikal Damara. Haikal merupakan mahasiswa semester akhir dan sedang persiapan skripsi IKJ dengan mayor penulisan skenario. Bersama, Haikal, M. Ainun Ridho pun akhirnya turut menulis skenario “Jack”.
“Haikal mengerjakan skenario sekitar sebulan dan saya sebulan. Haikal menyiapkan dramaturgi yang memang ia kuasai. Saya input dialognya,” jelas M. Ainun Ridho. Selanjutnya, M. Ainun Ridho yang sejak kuliah dan mendirikan PH (Production House) tinggal di Jakarta mencari mitra di Surabaya. “Kebetulan bertemu pak Jul (Juliantono Hadi, Kepala Sekolah SMK Dr. Soetomo Surabaya) yang merupakan teman SMA, adek kelas saya waktu SMA. Pertemuan pertama tahun 2017, ternyata respon pak Jul sangat bagus. Dia punya cita-cita yang sama,” terang M. Ainun Ridho. Kemudian, M. Ainun Ridho pun mencari sutradara dan dia tetap menginginkan sutradara asal
Surabaya yang diharapkan lebih memahami karakter dan budaya Surabaya. Dia tak menemukan. Sebelumnya ada beberapa nama, tetapi telah tiada. “Last minute, ya udah saya deh. Saya lulus IKJ dengan mayor Sutradara. Rentang tahun 93-93, saya pernah menjadi astrada sinetron,” imbuhnya.
Akhir Februari 2017, M. Ainun Ridho dan tim yang terdiri dari tim inti seperti DOP, sound, dari Jakarta dan tim pendukung yakni para kru yang melibatkan SMK dr. Soetomo jurusan film dan multimedia Surabaya dari serta para pemain atau bintang film yang asli Surabaya seperti Arief Wibhisono yang memerankan tokoh utama Jack dan Grace Tie sebagai Meyling pun melakukan syuting “Jack” sekitar akhir Februari 2018 dengan total durasi syutingnya selama 21 hari. Syuting tersebut dilakukan secara menyeluruh di kota Surabaya di 20 lokasi berbeda seperti kampung Maspati, sebuah cafe di Peneleh, hotel Majapahit, tugu Bambu Runcing dan gedung Balai Kota.
“Pemilihan lokasi tersebut dianggap lebih dapat menonjolkan aspek Surabaya. Sehingga, dapat memunculkan perbedaan dibanding film (yang biasanya dibuat sineas) Jakarta,” papar Executive Producer film “Jack” Juliantono Hadi.
Selama 21 hari syuting tentunya banyak cerita bergulir dan tantangan yang muncul. Menurut sutradara M. Ainun Ridho, adegan yang paling menantang adalah saat pengambilan adegan di stadion saat pertandingan Persebaya yang melibatkan komunitas supporter Persebaya, Bonek Tribun Kidul (Selatan) yang memiliki ribuan anggota. “Kami bertemu dengan pentolan yang merupakan ketua komunitas supporter dan sempat ngobrol teknis. Ada techincal meeting sendiri untuk berapa scene dan penempatannya, dan saat memasuki stadion baik pemain maupun kru bayar tiket. Kita tidak sedikit pun berkoordinasi dengan Persebaya atau Pengelola stadion. Ya, (mungkin) ini untuk menghidari birokrasi izin yang bisa lama, sedangkan hari syuting telah ditetapkan (locked) dan sebelumnya sempat mundur karena jadwal tanding Persebaya
(mendadak) mundur dua minggu,” jelas pria ramah ini.
M. Ainun Ridho berharap film “Jack” bisa menjadi lokomotif eksistensi film Surabaya di dunia film nasional bahkan global. Untuk itu, walaupun dengan anggaran yang tidak terlalu besar, “Jack” dikemas M. Ainun Ridho dengan melibatkan beberapa nama besar industri film Indonesia seperti Adityawan Susanto sebagai Penata Suara yang beberapa kali meraih Piala Citra sebagai Penata Suara Terbaik antara lain melalui film Eliana, Eliana (2004), Naga Bonar Jadi 2 (2007, serta Wawan I. Wibowo sebagai Penyunting Gambar yang juga pernah beberapa kali meraih Piala Citra lewat film My Stupid Boss (2016), Soekarno: Indonesia Merdeka (2014), Masih Bukan Cinta Biasa (2011). Adapun untuk musik, ia percayakan kepada Erwin Prasetya yang merupakan eks personil Dewa.
Grace Tie (Meyling)
saya berharap Jack bisa diterima dan mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia. Selain karena nilai yang ada dalam film Jack, tapi juga supaya sapa tau ada Jack-Jack nanti, hahaha, dan bisa jadi salah satu inspirasi bagi seniman muda untuk terus berkarya.
Arief Wibhisono (Jack)
Saya berharap perilisan film Jack pada bulan Mei bisa meningkatkan antusias masyarakat khususnya warga surabaya untuk menonton film Indonesia.Selanjutnya, mungkin harapannya film jack ini bisa mengawali adanya film film layar lebar lain yang mengangkat konten lokal dan diproduksi oleh kreator kreator lokal.
Juliantono Hadi (Executive Producer)
Ya, untuk membuktikan atau implementasikan kalo SMK jurusan Produksi Film di SMK DR. SOETOMO SBY mampu mengerjakan pekerjaan Film cerita layar lebar komersil untuk tayang di bioskop. Kalo multimedia khan hanya film pendek dan dokumenter. Jadi benar-benar jurusan Produksi Film mampu secara nyata ikut berproduksi Film layar lebar dgn berbagai macam jenis pekerjaannya.Dan Film Jack ini bisa tayang di bioskop akan terus berlanjut untuk produksi-produksi berikutnya tiap tahun minimal 1 produksi film. Semoga Film Jack sebagai awal karya bersama SMK Perfilman dan PH bisa diterima masyarakat dan bisa memberikan tontonan hiburan juga tuntunan moral sesuai dengan cerita dalam film tentang toleransi dalam pergaulan hidup di kota besar.
Sep 06, 2024 0
Sep 06, 2024 0
Sep 06, 2024 0
Sep 06, 2024 0
Jul 29, 2024 Comments Off on Film Wasiat Warisan Masuki Fase Pengambilan Gambar di Danau Toba, Usung Trio Derby Romero, Sarah Sechan dan Astrid Tiar
Mar 12, 2024 Comments Off on Behind The Scene: “Kartolo Numpak Terang Bulan”, Karya Kolaborasi Air Films & SMK Dr. Soetomo Surabaya (2)
Mar 11, 2024 Comments Off on Behind The Scene: “Kartolo Numpak Terang Bulan”, Karya Kolaborasi Air Films & SMK Dr. Soetomo Surabaya (1)
Jun 08, 2021 Comments Off on NET. HADIRKAN “NET. ON TOP”, PANGGUNG MUSISI LINTAS GENRE & BAROMETER Terbaru Musik INDONESIA
Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
Jakarta, Broadcastmagz – Cynthia Tan, desainer fesyen...May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Jaka, Broadcastmagz – Bernama lengkap Gunawan...Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Jakarta, Broadcastmagz – Hari Rabu, 15 November 2023...
Oct 25, 2023
Comments Off on
Rubi Roesli, Arsitek dan Founder dari Biroe Architecture & Interior Kembali Menata Interior
JFW2024
Jun 07, 2023 Comments Off on DJ Asto, Dari Musik ke Politik
Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut...Aug 06, 2024 Comments Off on Implementasi AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Broadcasting Masa Kini dan Nanti
Feb 14, 2024 Comments Off on KPI Minta MNC Group Menghentikan Penayangan Konten Siaran Berunsur Kampanye pada Hari Pemungutan Suara
Jun 27, 2022 Comments Off on Gubernur Sulut Nilai Gerakan Literasi Tingkatkan Kualitas Isi Siaran
Jun 27, 2022 Comments Off on Media Penyiaran Hadapi Persaingan Tak Adil dari Media Berbasis Internet
Jun 27, 2022 Comments Off on Lembaga Penyiaran Harus Lakukan Riset Guna Bersaing dengan Media Baru
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...