Latest update September 27th, 2023 8:43 PM
Jul 09, 2018 broadcastmagz Profile Comments Off on Dr. Maman Wijaya, Kapusbang Film Kemendikbud
Film dikenal sebagai karya cita seni dan budaya sekaligus media komunikasi yang mampu menyerap nilai-nilai luhur budaya bangsa. Di tanah air, film mengalami pasang surut. Seperti sebuah siklus, dalam rentang waktu tertentu film, khususnya film Indonesia, seolah sulit mendapat tempat di hati penonton yang ditandai dengan jumlah produksi dan penonton yang terbilang minim, tetapi dalam kurun waktu lainnya, film Indonesia menjadi prioritas para penonton yang ditandai dengan jumlah produksi dan penonton film yang meningkat, seperti yang dialami dunia film Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Dalam tiga tahun terakhir, film Indonesia boleh dibilang kembali bergairah. Jumlah film yang dibuat dan jumlah penonton yang datang ke bioskop pun meningkat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penonton film box office yang umumnya menembus angka 4 juta penonton. Simak saja, dalam catatan filmindonesia.or.id, film terlaris tahun 2016, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 ditonton 6.858.616 penonton; film terlaris tahun 2017, Pengabdi Setan ditonton 4.206.103 penonton; dan awal tahun 2018, calon film terlaris 2018, Dilan 1990 ditonton 6.315.096 penonton.
Kondisi ini tentunya perlu dipertahankan, bahkan harus ditingkatkan dan diharapkan film-film Indonesia tak sekedar bisa ditonton di bioskop-bioskop di tanah air, tetapi juga mancanegara. Dengan kata lain, film Indonesia bisa mendunia. Tentunya, banyak cara yang bisa dilakukan dan hal ini tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Hal ini sangat disadari para stake holder dunia film. Salah satunya, pemerintah yang melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membentuk Pusat dan Pengembangan Perfilman (Pusbang Film).
Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbang Film) dibentuk pada 15 September 2015. Pada awal pembentukan, lembaga ini dijabat seorang Plt (Pejabat Pelaksana Tugas) Kepala Pusat Pengembangan (Kapusbang) Film. Karenanya, pemilihan Kapusbang Film definitif dengan cara open bidding (lelang jabatan) menjadi prioritas. Bukan hal mudah rupanya untuk mencari sosok pemimpin di lembaga tersebut. Terbukti, dua kali melakukan open bidding, belum ditemukan sosok yang dianggap pas memimpin Pusbang Film. Namun, setelah dua kali melakukan open bidding dan menyelenggarakan open bidding ketiga terpilihlah sosok yang dianggap kompeten untuk menakhodai Pusbang Film. Sosok tersebut bernama Dr. Maman Wijaya.
“Saya belum pernah ikut open bidding karena kesibukan di Seameo serta saya merasakan bukan bidang saya. Namun, teman-teman menginfokan sudah dilakukan dua kali open bidding belum ada yang terpilih sebagai Kapusbang Film,” buka Dr. Maman Wijaya saat ditemui ruang kerjanya pertengahan Mei 2018. Rasa penasaran pun menyeruak dalam diri Dr. Maman Wijaya dan mendorong dirinya untuk ikut seleksi. Dan, ternyata dirinya terpilih.
Terhitung sejak 31 Desember 2015, Dr. Maman Wijaya pun secara resmi mengemban amanah sebagai Kapusbang Film definitif pertama dan mulai aktif bekerja pada 2 Januari 2016.
Sejatinya, kiprah Dr. Maman Wijaya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terbilang merentang cukup panjang. Hal ini berawal saat selepas lulus SMA, ia mengikuti program ikatan dinas di program studi kependidikan FMIPA ITB dan lulus tahun 1989. Setelah lulus, Maman Wijaya mulai menjalani ikatan dinas dan resmi diangkat sebagai guru fisika SMA di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 1 Januari 1990. Setelah resmi diangkat, Maman Wijaya ditempatkan untuk mengajar fisika di SMA 1 Pematang Panggang Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Tugas ini ia emban sampai tahun 1994. Lalu, pria bersahaja ini pindah tugas ke SMA Cikeruh, Sumedang.
Tahun 1998, Maman Wijaya mengikuti seleksi widyaswara bidang IPA dan lolos. Sejak tahun 1999, Maman Wijaya pun pindah ke P4TK IPA di Bandung sebagai widyaswara bidang fisika. Pada tahun 2004, saat masih aktif sebagai widyaswara, Maman Wijaya mengikuti seleksi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat dan terpilih. Dia menjalani tugas sebagai Komisioner KPID Jawa Barat bidang pengawasan isi siaran. Maman Wijaya menjalani tugas tersebut sampai 2008. Banyak hal baru yang ia lahirkan bersama beberapa teman KPID untuk kemajuan dunia penyiaran, khususnya di Jawa barat. Misalnya, ia ikut melahirkan KPID Award yang menjadi pagelaran apresiasi untuk insan penyiaran di tanah pasundan.
Saat periode pertama jabatan di KPID Jawa Barat usai, Maman Wijaya lebih memilih bergabung di SEAMEO (The Southeast Asian Ministers of Education Organization) yang merupakan sebuah organisasi internasional yang dimaksudkan untuk memajukan kerjasama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan di daerah Asia Tenggara ketimbang “maju lagi” mengikuti seleksi anggota KPID Jawa Barat untuk periode kedua, tahun 2009. Maman Wijaya menjalani kiprahnya sebagai deputi di SEAMEO hingga tahun 2015 dan pada tahun itulah, Maman Wijaya yang berlatar dunia pendidikan dan membekali diri dengan pengalaman di dunia penyiaran serta lembaga internasional seperti SEAMEO pun mengikuti seleksi Kapusbang Film dan lulus menjadi Kapusbang Film pertama.
Kini, dua setengah tahun Dr. Maman Wijaya aktif menjalani tugasnya sebagai Kapusbang Film. Banyak hal baru dan kendala yang ditemui. Namun, ia melihat itu semua adalah tantangan. Sebagai Kapusbang Film, Maman senantiasa fokus terhadap apa yang menjadi tugas Pusbang Film.
“Ada delapan tugas Pusbang Film. Pertama, menyusun kebijakan teknis di bidang pengembangan perfilman. Kedua, memproses dan memberikan izin kegiatan dan usaha perfilman. Ketiga, memfasilitasi pengembangan perfilman. Keempat, mengendalikan kegiatan dan usaha perfilman. Kelima, memfasilitasi dan melaksanakan apresiasi di bidang perfilman. Keenam, memberikan penghargaan di bidang perfilman. Ketujuh, melaksanakan pengarsipan film, dan kedelapan, melakukan pembinaan tenaga teknis di bidang perfilman,” papar pria ramah yang menyelesaikan S3 Pendidikan IPA di UPI Bandung.
Tanpa mengabaikan tugas lain lantaran memang harus seiring sejalan, tugas meningkatkan kompentesi insan perfilman memang menjadi perhatian utama. “Ada 13 jenis insan perfilman dan peningkatan kompetensinya disiapkan Kemendikbud melalui Pusbang Film,” ungkap Maman Wijaya. Untuk meningkatkan kompentensi tersebut, menurut Maman Wijaya, Pusbang Film melakukannya melalui workshop, pelatihan, pemberian beasiswa dalam dan luar negeri, menginisiasi pembukaan program studi film di SMK, memfasilitasi insan perfilman yang mengikuti festival atau konferensi di luar negeri, dan memfasilitasi workshop di dalam negeri. “Kalau workshop dan pelatihan, kami yang menyelenggarakan dan membiayai semua. Peserta workshop atau pelatihan tinggal datang, tapi diseleksi terlebih dahulu. Kalau memfasilitasi workshop atau pelatihan, mereka (komunitas insan film) yang menyelenggarakan workshop atau pelatihan, kami akan memberikan bantuan seperti yang mereka minta seperti bantuan tempat, bahan ajar, pengajar, dan lain-lain,” jelas Maman Wijaya.
Sep 27, 2023 0
Sep 27, 2023 0
Sep 27, 2023 0
Sep 27, 2023 0
Jun 07, 2023 Comments Off on DJ Asto, Dari Musik ke Politik
Apr 27, 2023 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Kathy Permata, Content Creator Komedi Multitalenta
Apr 17, 2023 Comments Off on Lebih Dekat dengan CEO BINAR Alamanda Shantika
Mar 09, 2023 Comments Off on Mengenal Mr. Ng Ngee Khiang, Managing Director Epson Indonesia Yang Baru
Jun 07, 2023 Comments Off on DJ Asto, Dari Musik ke Politik
Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut...Apr 27, 2023 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Kathy Permata, Content Creator Komedi Multitalenta
Jakarta, Broadcastmagz – Kathrine Permatasari atau...Apr 17, 2023 Comments Off on Lebih Dekat dengan CEO BINAR Alamanda Shantika
Nama Alamanda Shantika sudah tidak asing bagi pegiat...Mar 09, 2023 Comments Off on Mengenal Mr. Ng Ngee Khiang, Managing Director Epson Indonesia Yang Baru
Jakarta, 09 Maret 2023 – Epson Indonesia, menunjuk Ng...Oct 26, 2021 Comments Off on Dr. Harliantara, Drs., M.Si, Dari Praktisi Penyiaran Menjadi Dekan Fikom Universitas Dr. Soetomo Surabaya
Tanggal 1 Oktober 2021 boleh jadi menjadi salah satu hari...Jun 27, 2022 Comments Off on Gubernur Sulut Nilai Gerakan Literasi Tingkatkan Kualitas Isi Siaran
Jun 27, 2022 Comments Off on Media Penyiaran Hadapi Persaingan Tak Adil dari Media Berbasis Internet
Jun 27, 2022 Comments Off on Lembaga Penyiaran Harus Lakukan Riset Guna Bersaing dengan Media Baru
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...