Latest update December 2nd, 2024 7:10 PM
Feb 17, 2020 broadcastmagz Film & Music, What's On Comments Off on Behind The Scene: “Kartolo Numpak Terang Bulan”
Ia meniti karier di beberapa grup Ludruk. Ia pernah bergabung dengan ludruk Dwikora milik Zeni Tempur V Lawang, Malang, dan ludruk Marinir Gajah Mada Surabaya. Selanjutnya ia mendirikan grup ludruk Kartolo CS. Sebelum membentuk lawak ludruk, Kartolo bergabung dengan ludruk RRI Surabaya, bersama seniman ternama lainnya seperti Markuat, Kancil, dan Munali Fatah. Ia mendirikan grup ludruk Kartolo CS.
Derap langkah Kartolo melestarikan ludruk diawali dengan melakukan kolaborasi dengan Karawitan Sawunggaling Surabaya pimpinan Nelwan’S Wongsokadi. Mereka masuk dapur rekaman untuk merekam kidungan parikan diselingi guyonan pada era 1980-an.
Dalam kurun waktu itu 95 volume berhasil direkam dan dilempar ke pasar. Di luar dugaan, sambutan masyarakat Jatim luar biasa. Album-album barunya senantiasa ditunggu penggemarnya. Salah seorang penggemar berat cak Kartolo adalah M. Ainun Ridho.
“Kartolo orang yang saya kagumi. Saya ngefans berat itu dari SMP, SMA, dari remaja lah. Masa remaja saya itu diwarnai dengan “Kartoloisme”, istilahnya. Saat itu Kartolo mengudara hanya di radio dan jam 1 dini hari atau 2 dini hari dengan durasi siar selama satu jam. Dia punya 60-70 episode. Setiap hari disiarkan semacam lawak radio. Artinya apa? Setiap hari saya telat sekolah karena dengerin ludruk Kartolo sehingga saya hapal judulnya. Ada judul “Tumpeng Maut”, “Sepur India” dan lain-lain. Hampir semua judul saya hapal jalan ceritanya dan sekitar dua-tiga bulan sekali, ceritanya di-rerun. Selama lima tahun saya manaik terhadap ludruk cak Kartolo,” jelas M. Ainun Ridho.
Kekaguman terpendam inilah yang memicu M. Ainun Ridho untuk mengangkat sosok legendaris dalam film.
“Film ini adaptasi bebas dari Kartolo. Betapa saya ingin memfilmkan cak Kartolo itu sudah terpatri lama. Bayangkan, usia saya (saat itu) 16 tahun, sekarang 49 tahun. Sebegitu lama saya memendam kekaguman terhadap beliau dan memang itu bukan cuma saya. Surabaya pada khususnya dan Jawa timur pada umumnya, itu (cak Kartolo-red) yang paling disukai, selain Srimulat. Bila bicara rating, ini tertinggi baik di kelas bawah (dengan SES: CDE) maupun kelas atas (SES: ABC) karena kebetulan saya sekolah di SMA 2, ini SMA kelas atas. Ada anak penjabat, pengusaha. Setiap malam kesenian selalu mengundang cak Kartolo sebagai bintang tamu. Saat ini pun saat dia off air itu yang ngundang kayak Pangdam, Kapolda. Tantangan terbesarnya adalah apakah anak milineal sekarang cukup mengenal Kartolo? Kartolo cukup populer di anak milineal sekarang? Harus diakui tidak seperti dulu saat saya youth. Youth sekarang relatif tidak mengenal Kartolo umumnya. Di situ, saya makin termotivasi karena figur beliu iu panutan dan segala macam. Mungkin mirip fenomena memilinealkan Didi Kempot, saya ingin memilinealkan Kartolo. Untuk itu, ceritanya saya gabung dengan milineal, Kartolo punya anak kos milineal sekarang yang secara komedi pada naksir anak kartolo yang cantik dan milineal juga. Itu bumbunya, itu kompromi saya untuk meraih hati milineal,” tambah Ridho lebih lanjut.
Hal ini mendapat dukungan dari Juliantono Hadi, Kepala SMK Dr. Soetomo Surabaya yang juga salah seorang fans cak Kartolo dan bertindak sebagai executive producer.
Selain mendukung secara finansial, Juliantono Hadi pun melibatkan 40 siswa jurusan Produksi Film SMK Dr Soetomo Surabaya sebagai crew. “Kalo crew 100% orang Surabaya, dimana 25% tenaga kerja dan tanggung jawab produksi saat shooting dibantu siswa Smekdor’s Produksi Film yang magang,” jelasnya.
Bagi cak Kartolo sendiri hadir sebagai sosok sentral dalam film “Kartolo Numpak Terang Bulan” bagai sebuah mimpi.
“Sebetulnya ndak yakin kalo saya diperankan menjadi peran utama. Dulu hanya untuk pembantu-pembantu (peran pembantu-red) gitu. Ya, seneng banget. Semoga lancar nanti saya khawatir kalo terlalu kelira keliru, lama kesian pak Jul (Juliantono Hadi-red),” tuturnya sembari tersenyum.
Dibandingkan film-film sebelumnya yang pernah cak Kartolo bintangi seperti film “Yok Wis Ben”, “Terbang”, memang bermain dalam
“Kartolo Numpak Terang Bulan” jauh lebih menantang.
“Yang paling menantang, kita harus selalu ingat abc-nya sambungan itu nanti, itu kalo jadi pembantu (peran pembantu) itu kan hanya sekali dua kali (dialog dan aktingnya). Kalo ini kan full sampe saya tuh ndak membaca skenario. Kalo baca semua malah bisa hilang,” tambahnya terkekeh.
Selain menempatkan cak Kartolo sebagai karakter sentral, sejumlah bintang muda pun dilibatkan, diantara Arief Wibisono yang berperan sebagai Jon dan Alda Yunavita yang berperan sebagai Sari, putri cak Kartolo.
“Kalau peran kali ini karena cenderung lebih kuat di komedi, (lebih) dikomikal. Artinya, ekspresi itu harus lebih komit. Seperti teater, tegas, enggak bisa yang cuma halus doang biar kuat karakternya,” jelas Arief Wibisono.
Bagi Arief, perannya kali ini masih ada kemiripan dengan peran dalam film sebelumnya “Jack” yang juga melibatkan siswa SMEKDOR` S sebagai kru, termasuk bahasa yang digunakan.
“Bahasa yang dipakai sehari-hari kurang lebih sama karena memang anak Surabaya pakai bahasa Suroboyoan, bahasa Jawa Suroboyo kayak gitu,” tambah Arief yang mengaku melakukan observasi untuk lebih mendalami background karakter yang diperankan.
“Kalau si Jon ini, kalau di scriptnya itu kan ditentukan anak yang urakan, sebenernya gak terlalu detail, tapi saya detailkan sendiri, dengernya musik ini, terus fashionnya seperti ini membentuk sendiri karakternya,” paparnya lebih lanjut.
Sementara itu, Alda Yunalvita yang berperan sebagai Sari mengungkapkan hal yang tak jauh beda.
“Ceritanya si Sari dianak tirikan/dibenci sama bapaknya dan ada beberapa dialog yang Sari ngomong sendiri. Mungkin penghayatan karakter aja,” jelas Alda terkait tantangan dalam perannya sebagai Sari.
Selain produser, sutrada dan bintang, film ini yang masih dalam proses ini pun tak lepas dari sosok berambut gimbal bernama Haikal Damara sebagai penulis skenario film “Kartolo Numpak Terang Bulan”.
“Gagasan idenya dari Pak Ridho (sutradara-red), sudah ada ide dari lama, tapi masih disimpen. Setelah dicek dan sudah rilis, ketemu lagi di November/Desember untuk ngomongin Kartolo. Membicarakan ide pokoknya lalu abis itu baru garap skenario dari Desember – Januari. Draf terakhir selesai, 2 Februari (fixed scenario) dan tanggal 10 Februari sudah mulai cek lokasi,” buka Haikal.
Bagi Haikal, dalam proses penulisannya banyak hal baru yang ditemui dan sangat menantang.
“Adanya gendre komedi. Sebelumnya gendre drama. Sedangkan secara pengalaman saya masih junior, tantangan lainnya ini komedi, tapi harus ada dramanya dan harus ada kesedihan dan love storynya, harus lengkap,” jelas Haikal yang mengaku memilih film Meksiko dan film Iran sebagai bagian referensi agar bisa menyusun skenario yang mampu membuat penasara penonton pada 15 menit awal hingga (penonton) mau menonton hingga kisah berakhir. (gus)
Dec 02, 2024 0
Dec 02, 2024 0
Dec 02, 2024 0
Dec 01, 2024 0
Dec 02, 2024 0
Dec 02, 2024 0
Dec 02, 2024 0
Dec 01, 2024 0
Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
Jakarta, Broadcastmagz – Cynthia Tan, desainer fesyen...May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Jaka, Broadcastmagz – Bernama lengkap Gunawan...Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Jakarta, Broadcastmagz – Hari Rabu, 15 November 2023...
Oct 25, 2023
Comments Off on
Rubi Roesli, Arsitek dan Founder dari Biroe Architecture & Interior Kembali Menata Interior
JFW2024
Jun 07, 2023 Comments Off on DJ Asto, Dari Musik ke Politik
Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut...Aug 06, 2024 Comments Off on Implementasi AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Broadcasting Masa Kini dan Nanti
Nov 08, 2024 Comments Off on KPI Gelar Anugerah KPI 2024: “Penyiaran Tumbuh, Indonesia Maju”
Feb 14, 2024 Comments Off on KPI Minta MNC Group Menghentikan Penayangan Konten Siaran Berunsur Kampanye pada Hari Pemungutan Suara
Jun 27, 2022 Comments Off on Gubernur Sulut Nilai Gerakan Literasi Tingkatkan Kualitas Isi Siaran
Jun 27, 2022 Comments Off on Media Penyiaran Hadapi Persaingan Tak Adil dari Media Berbasis Internet
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...