Latest update January 24th, 2025 7:29 PM
Nov 25, 2016 broadcastmagz Column Comments Off on TV Show Bernama Sepak Bola
Oleh Andy Rustam
Cukup menggelitik dan mengundang pertanyaan, kenapa tayangan sepak bola asing seperti Liga Inggris berhasil mengundang banyak pemirsa televisi di Indonesia. Bahkan lebih banyak jumlah pemirsanya dibandingkan tayangan pertandingan sepak bola klub-klub Indonesia sendiri. Ketika pertandingan Manchester City vs Westham United ditayangkan, atau ketika final Piala Champion kemarin Atletico Madrid vs Real Madrid diudarakan (berakhir 1 – 4 Real Madrid juara), walau dini hari sekali pun, tetap saja mulai dari warung-warung di pinggir jalan sampai cafe-cafe di Jakarta dipenuhi dengan orang-orang yang nonton bareng. Nah bayangkan, apalagi ketika World Cup 2014 di Brazil ini.
Kalau kita tanyakan alasannya kepada mereka, kesimpulannya: “Menonton team-team asing bermain sepak bola memang seru banget, teknik para pemainnya tinggi, kerjasama teamnya hebat, strateginya canggih, yang semuanya itu kalau diperbandingkan dengan team-team kita masih kalah jauh banget deh“.
Show yang Menarik
Sebenarnya apa yang diutarakan oleh para penggemar tayangan sepak bola asing itu tadi merupakan sebahagian dari persyaratan untuk membuat sebuah show yang menarik. Kebanyakan dari para produser acara televisi (atau radio) di Indonesia tidak menyadari ini. Coba Anda tanyakan saja kepada teman Anda yang bekerja di televisi atau radio: “Apa yang membuat sebuah acara (show) begitu menarik?” Tanyakan itu kepada produser, penulis acara, pengarah acara, maupun presenter-nya, saya cukup yakin mungkin hanya sedikit sekali yang bisa menjawab dengan tepat. Karena ketidak-tahuan itu, tidak heran makanya show di televisi kita dipenuhi dengan pria bergaya banci, wanita polesan salon yang berani tampil seronok, adegan konyol, kalimat kasar, dan aksi lutago (lucu tapi goblok) dsb. Itu semua dikarenakan, menurut mereka, memang begitulah cara membuat acara show yang menarik.
Bahwasa kenyataannya show yang dibuat seperti itu menghasilkan pemirsa yang banyak (baca: rating yang tinggi), memang tak terbantahkan. Tetapi itu bukan dikarenakan masyarakat kita hanya suka yang seperti itu, melainkan karena tidak ada alternatif lain yang disajikan sebagai sebuah tayangan show yang menarik. Saya berani bertaruh pada World Cup 2014 Brazil ini, saking menariknya, rating beberapa pertandingan sepak bola akan lebih tinggi dari show-show konyol tersebut pada time-slot (waktu periode tayang) yang sama. Oleh karena itu, mari kita pelajari bagaimana membuat sebuah show yang menarik dengan mengamati tayangan televisi pertandingan sepakbola internasional.
Penonton Sudah Paham
Salah satu sebab kenapa kejuaraan pertandingan tennis kelas dunia seperti Wimbledon tidak banyak penontonnya di televisi Indonesia, itu dikarenakan masyarakat kita banyak yang belum paham tentang permainan tennis, misal: Bagaimanakah aturan permainan dalam tennis? Kenapa tiba-tiba score pertama kok 15 – 0? bukannya 1 – 0?
Sangat berbeda dengan sepak bola. Masyarakat kita dari Sabang sampai Merauke sudah paham betul bagaimana ketentuan bermain sepak bola, apa tujuan yang harus dicapai, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dsb. Bahkan mereka sudah tahu siapa dan apa peran para pemainnya.
Jadi, syarat pertama sebuah show yang menarik adalah kerangka show atau materi show tersebut secara garis besar harus sudah diketahui atau dipahami oleh masyarakat. Ibarat menonton sebuah show Group Band, para penonton sudah mengenal lebih dahulu lagu-lagu beken dari band tersebut, mereka sudah tahu siapa dan apa peran masing-masing anggota band tersebut.
Dengan demikian penonton sudah mempunyai “ekspektasi” sebelum showtersebut dimulai. Ini merupakan daya tarik pertama dari sebuah show.
Penonton Tahu Apa Tujuannya
Dari sebuah pertandingan sepak bola yang akan ditontonnya, semenjak awal penonton sudah tahu bahwa untuk bisa menang masing-masing team harus adu banyak mencetak gol di gawang lawan dalam durasi waktu selama 90 menit. Penonton pun sudah tahu bahwa, misalnya: di akhir pertandingan nanti, team yang kalah akan gugur, sedangkan team yang menang akan masuk ke putaran senmifinal dst. Hal inilah yang membuat sebuah pertandingan sepak bola jadi menarik sebagai sebuah show, untuk ditonton. Penonton sudah tahu tujuan dan maksud dari “show” yang akan dan sedang disaksikannya.
Seringkali kalau kita menonton tayangan sebuah acara show di televisi, kita / para penonton tidak tahu mau ke mana tujuan acara ini dan sering terlontar pertanyaan: “Ini acara / show maksudnya apa siih?“ Artinya, salah satu syarat sebuah show untuk dapat menjadi show yang menarik adalah apabila, sedini mungkin calon penonton sudah memiliki gambaran tentang sebuah show: ini acara / show tentang apa, tujuannya apa, bagaimana maksudnya dsb.
Maka membuat sebuah show haruslah memiliki “konsep” dan itulah pula mengapa perlunya sebuah “promo-acara” dibuat dan cukup sering ditayangkan, jauh sebelum waktu penayangan show tersebut di televisi (atau di radio). Sebuah promo-acara bukanlah sekedar iklan tentang akan adanya sebuah acara / show, melainkan juga merupakan tahapan komunikasi pendahuluan untuk membuat penonton mengerti tentang sebuah acara / show, sebelum acara itu ditayangkan.
Ada Keterlibatan Penonton
Coba perhatikan bagaimana perilaku penonton pertandingan sepak bola di televisi dalam suatu event “nobar (nonton bareng)”. Mereka berteriak-teriak, mengejek atau mengelu-elukan para pemain team yang didukungnya atau yang menjadi lawannya. Mereka menonton dengan memakai baju seragam dengan segala atribut team yang didukungnya, bagai layaknya menonton pertandingan di sebuah stadion sepak bola. Mengapa mereka bersikap seperti itu? Penyebabnya adalah, adanya keterlibatan antara team yang bertanding dengan si penonton televisi. Tentunya yang dimaksud adalah adanya keterlibatan emosional antara penonton dengan para pemain sebagai individu maupun keterlibatan emosional kepada salah satu team. Keterlibatan emosional inilah kunci ketertarikan mereka untuk menonton tayangan pertandingan sepakbola.
Maka hal yang sama haruslah ada kalau kita ingin membuat show yang menarik. Acara Show yang akan kita buat itu haruslah memiliki keterlibatan emosional dengan (calon) penonton. Keterlibatan emosional penonton bisa diciptakan melalui thema dan konsep jalannya acara, melalui tamu-tamu yang dihadirkan atau melalui cara penyampaian oleh presenter-nya, bisa juga melalui materi-materi pendukung. Misal: Show ini akan dibuka dengan intro sebuah lagu romantis yang sudah sangat dikenal oleh penonton (ini contoh salah satu cara membangun keterlibatan emosional dengan penonton).
Jadi, membangun keterlibatan dengan penonton bukanlah dengan cara mengundang telpon masuk ke studio ataupun dengan memberikan hadiah.
Kelihatannya keterbatasan halaman membuat saya harus berhenti menulis sampai disini dulu. Dari uraian tersebut diatas, kita sudah bisa menarik pelajaran bagaimana membuat sebuah tayangan show yang menarik, dengan mengamati bagaimana serunya tingkah-polah penonton Indonesia melihat tayangan pertandingan sepak bola asing melalui siaran televisi. Kali ini baru sempat tiga butir yang kita tampilkan, masih ada tiga butir lagi yang akan kita bahas dalam tulisan selanjutnya. (arm)
Sumber: http://broadcastsukses.blogspot.co.id/2014/05/tv-show-bernama-sepak-bola.html
Jan 24, 2025 0
Jan 24, 2025 0
Jan 24, 2025 0
Jan 24, 2025 0
Aug 06, 2024 Comments Off on Implementasi AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Broadcasting Masa Kini dan Nanti
Mar 30, 2024 Comments Off on ABU-DBS 2024: LPP TVRI Mendorong Perubahan positif, dan Menciptakan Ekosistem Penyiaran dan Media yang Lebih Baik
Sep 07, 2020 Comments Off on Berita Negatif di TV
Oct 07, 2019 Comments Off on Masalah Produk atau Pemasaran?
Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
Jakarta, Broadcastmagz – Cynthia Tan, desainer fesyen...May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Jaka, Broadcastmagz – Bernama lengkap Gunawan...Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Jakarta, Broadcastmagz – Hari Rabu, 15 November 2023...
Oct 25, 2023
Comments Off on
Rubi Roesli, Arsitek dan Founder dari Biroe Architecture & Interior Kembali Menata Interior
JFW2024
Jun 07, 2023 Comments Off on DJ Asto, Dari Musik ke Politik
Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut...Aug 06, 2024 Comments Off on Implementasi AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Broadcasting Masa Kini dan Nanti
Nov 08, 2024 Comments Off on KPI Gelar Anugerah KPI 2024: “Penyiaran Tumbuh, Indonesia Maju”
Feb 14, 2024 Comments Off on KPI Minta MNC Group Menghentikan Penayangan Konten Siaran Berunsur Kampanye pada Hari Pemungutan Suara
Jun 27, 2022 Comments Off on Gubernur Sulut Nilai Gerakan Literasi Tingkatkan Kualitas Isi Siaran
Jun 27, 2022 Comments Off on Media Penyiaran Hadapi Persaingan Tak Adil dari Media Berbasis Internet
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...