Tetapi belakangan ini, salah satu stasiun radio favorit saya (Radio MM), yang selama ini memutarkan banyak musik dan sedikit bicara, ternyata merubah formatnya dengan menaikkan porsi bicara dan bincang-bincangnya menjadi lebih banyak. Saya mulai merasa terganggu nih. Sebaliknya, stasiun radio lain yang tadinya cukup sering penyiarnya bicara (Radio BB), malah sekarang putar lagu terus-terusan sampai 5 lagu berturut-turut, sebelum akhirnya penyiarnya bicara dan atau memutar iklan. Apa sesungguhnya yang sedang terjadi?
Alasan Kenapa Berubah
Kebetulan boss-boss dari radio-radio itu saya kenal juga, sehingga tidak terlalu susah untuk mencari tahu alasan perubahan format yang dilakukan oleh radio-radio tersebut. Menurut boss radio MM, mereka menambah porsi bicara dan mengurangi porsi musik, karena menurutnya, pendengar radio mereka membutuhkan informasi khususnya topik yang menjadi minat mereka (selain hanya musik seperti yang selama ini mereka sajikan). Ok, jadi itu alasannya, ya?
Lalu apa alasan radio BB? Justru sekarang merubah format siaran yang tadinya cukup sering si penyiar berbicara, kini menjadi sajian rangkaian musik / lagu tanpa terputus, lalu hanya sedikit penyiar bicara yaitu setelah lagu terakhir dari setiap rangkaian. Ternyata menurut boss BB, dikarenakan radio mereka adalah radio siaran yang diperuntukan generasi muda umur 30 th-an, maka agar anak-anak muda itu tidak beralih mendengarkan rangkaian lagu-lagu dari website music-streaming internet (seperti: Spotify), maka radio BB merubah format siarannya menjadi mirip Spotify (yang menyajikan sajian rangkaian lahu tanpa terputus). Oh OK, jadi itu rupanya yang menjadi alasan.
Tentu saja, saya menghormati keputusan mereka itu. Hanya saja, saya yang dulunya pendengar radio MM terutama ketika pagi hari, sekarang sudah tidak tune-in lagi, kecuali di siang hari ketika radio MM kembali memainkan seleksi rangkaian lagu-lagu tanpa diselingi bincang-bincang.
Risiko Perubahan Format Siaran
Membutuhkan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sebuah stasiun radio bisa memiliki jumlah pendengarnya sebanyak seperti sekarang ini. Para pendengar itu bisa terkumpul, dikarenakan konsistensi format siaran, seleksi konten (content), para air-talent (penyiar) yang routine berkunjung, cara/gaya siaran yang khas dsb dsb.. Artinya, apabila ada sedikit saja perubahan yang mengganggu konsistensi tersebut, maka dengan sendirinya akan membawa konsekuensi pada jumlah pendengar. Perubahan format siaran, sudah pasti akan berakibat beberapa pendengar lari dan juga beberapa pendengar-baru akan datang. Selama pendengar yang datang lebih banyak jumlahnya daripada pendengar yang pergi, maka tidak mengapa perubahan-perubahan dilakukan (dalam siaran) sebuah stasiun.
Pendengar radio MM selama ini tune-in justru dikarenakan seleksi lagu-lagunya yang ditampilkan dalam rangkaian tanpa diselingi penyiar dan bincang-bincang. Sudah menjadi kebiasaan saya (sebagai pendengar radio MM) ketika masuk mobil, supir saya langsung memasang radio MM. Perjalanan ke kantor rata2 memakan waktu 90 menit. Jadi di mobil saya bisa mulai berpikir tentang hal-hal yang harus dikerjakan, lalu membuka notebook dan mulai bekerja, diiringi rangkaian lagu-lagu dari radio MM. Tetapi ketika sekarang saya tidak lagi bisa berkonsentrasi berpikir dan bekerja, karena si penyiar radio MM sibuk berbincang-bincang tentang satu dan lain hal dan itu sangat mengganggu bagi saya. Tetapi mungkin saja hal tersebut disukai oleh yang lain atau bahkan oleh pendengar-baru. Ini masih harus diteliti dengan survey.
Radio BB, yang justru kini berubah menjadi radio yang sedikit bicara dengan alasan agar mampu bersaing dengan music streaming di internet, malah lebih nyaman bagi saya untuk diikuti, walaupun musik-musiknya (seperti: Rihanna, Coldplay, Bruno Mars) lebih ditujukan untuk orang yang usianya lebih muda dari saya, tapi saya tetap suka kok. Apakah tujuan perubahan format ini bisa tercapai? (agar pendengar muda tidak lari dari radio BB ke music streaming internet). Inipun masih harus dihitung dengan survey.
Radio KK, sama sekali tidak melakukan perubahan format, walaupun sekarang sudah jamannya internet. Format siarannya selalu hanya 2 buah lagu berturut-turut, kemudian penyiarnya bicara sebentar, lalu disambung 1 – 2 iklan. Format seperti ini sudah berlangsung lama sekali. Radio KK termasuk radio yang sering saya ikuti, karena seleksi lagunya yang bisa diikuti umum (Pop), dan penyiarnya yang berbicara sebentar dengan info singkat (bukannya berbincang-bincang dan ngobrol) serta selingan iklan yang tidak berkepanjangan. Lalu apakah dengan tidak melakukan perubahan format, radio KK ini tidak mengalami penurunan jumlah pendengar (misalnya karena berpindah ke radio internet)? Ini juga harus dihitung melalui survey.
Kesimpulan:
- Melakukan perubahan format siaran radio (seperti yang dilakukan oleh radio MM) haruslah dilakukan dengan hati-hati penuh pertimbangan dan untuk alasan yang tepat dan mendalam. Karena perubahan walaupun terlihat kecil, akan berdampak besar kepada pendengar. Perlu juga dilakukan survey sebelumnya untuk mengetahui apakah memang perubahan itu yang dibutuhkan oleh pendengar, dan survey sesudahnya untuk melihat dampaknya setelah perubahan dilakukan.<\li>
- Perubahan format siaran on-air yang akan dilakukan apabila bertujuan untuk bersaing dengan radio-internet, harus lebih extra hati-hati dalam pemikirannya. Karena karakteristik internet sangat berbeda dengan radio siaran terrestrial (on-air). Terutama kedekatan personal media radio terrestrial jauh melebihi radio-internet. Artinya, alasan radio BB memperbanyak musik karena ingin bersaing dengan music streaming internet, barangkali justru dapat menghilangkan keunggulan media radio. Bukankah kedekatan personal yang dirasakan pendengar, yang muncul dari penyiar radio secara live (salah satu hal yang tidak dimiliki internet), malah justru jadi hilang?
- Radio KK tidak melakukan perubahan format sama sekali dan seolah-olah baik-baik saja. Namun perlu disadari bahwa setelah beberapa tahun sebetulnya pendengar kitapun sudah berubah. Sebuah stasiun radio harus selalu sadar akan terjadinya perubahan di kalangan pendengar serta khalayak sasaran. Karena kalau tidak, justru radio tersebut tanpa disadari pelan-pelan sudah mulai ditinggal oleh pendengarnya. (arm)
Sumber; http://broadcastsukses.blogspot.co.id/2016/12/perubahan-format-siaran-radio.html