Pengembangan Konten Pendidikan Melalui Kolaborasi Penyiaran di Era Digital

Sep 09, 2020 broadcastmagz What's On Comments Off on Pengembangan Konten Pendidikan Melalui Kolaborasi Penyiaran di Era Digital

---

Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta menggelar Webinar Nasional bertajuk Pengembangan Konten Pendidikan melalui Kolaborasi Penyiaran di Era Digital, Senin (7/9/2020).

Webinar yang menghadirkan Muhammad Farhan (Anggota Komisi 1 DPR), KPH Notonegoro (Penghageng KHP Kridomardowo Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat), Tulus SP Tampubolon (Sekjen ATSDI), dan Derry Prananda (Asosiasi Dokumenteris Nusantara) sebagai narasumber ini diselenggarakan melalui Zoom, juga dapat diikuti melalui Yotube Live streaming.

Webinar ini dibuka oleh dosen sekaligus Pembantu Ketua II STMM Yogyakarta Nunuk Parwati dan dipandu Diyah Ayu, MA. (Dosen STMM) selaku moderator.

Dalam pengantarnya, moderator menyampaikan bahwasanya teknologi komunikasi semakin berkembang pesat, media baru berbasis internet, seperti media sosial facebook, instagram , twitter, dan media sosial yang lain maupun platform yang digunakan untuk berbagi konten seperti podcast, youtube, dan yang lainnya, sangat mudah diakses oleh masyarakat.

Pilihan program acara atau konten yang disajikan lewat media berbasis internet, bahkan, media mainstream Radio dan TV maupun tak jarang malah mereduksi nilai-nilai budaya, etika moral ataupun kearifan lokal yang tumbuh dalam masyarakat.

Pada masa pandemi covid-19 saat ini, kebijakan bekerja dari rumah (work from home), belajar dari rumah (study from home), dan berdiam di rumah (stay at home) membuka ruang masyarakat untuk memproduksi konten.

Dalam paparannya, Derry Prananda (Asosiasi Dokumenteris Nusantara) menyampaikan kegiatan Rekam Pandemi berupa pendokumentasian berbagai bentuk perubahan sosial budaya yang sedang terjadi secara signifikan dalam masyarakat Indonesia selama masa pandemi secara berkala sepanjang April-Juli 2020.

“Kegiatan Rekam Pandemi tersebut dibagi dalam delapan sub tema yang terdiri dari Belajar Dari Rumah, Religi dan Mitos/Mistis, Lebaran di Masa Corona, Gotong Royong, Kreativitas Seni Budaya, Perubahan Perilaku Keluarga, Usaha Mandiri, dan Isu Lingkungan,” jelas Derry.

Sementara itu, Muhammad Farhan (Anggota Komisi 1 DPR) menyampaikan terkait Peran DPR sebagai kolaborator Pemerintah dan mendorong kelahiran UU Penyiaran yang adaptif.

Menurut Farhan, semangat dari revisi UU Penyiaran terkait ASO Analog Switch Off memungkinkan dua hal.

“Pertama, lembaga penyiaran televisi bisa memiliki akses lebih banyak kanal penyiaran di setiap satuan frekuesni penyiaran. Kedua, akan ada digital deviden yang memungkinkan kita memasuki era digital di nerbagai bidang dari pendidikan sampai militer,” jelas Farhan.

Adapun KPH Notonegoro (Penghageng KHP Kridomardowo Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat) menyoroti pentingnya media digital untuk promosi budaya dan Tulus SP Tampubolon (Sekjen ATSDI) mengupas peran asosisasi penyiaran dalam menciptakan kolaborasi yang efektif untuk menciptakan program edukatif bagi masyarakat.

Sejatinya, saat ini melakukan kolaborasi antara media penyiaran dan media internet merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk menciptakan konten-konten yang edukatif, akurat, dan berisi nilai-nilai seni budaya.

Dalam kolaborasi yang efektif untuk menciptakan program edukatif bagi masyarakat diperlukan sinergi 5 komponen bangsa yaitu, Pemerintah (KPI/D, LSF, Pembiayaan), Media (Asosiasi Penyiaran, LPP, TV, Radio, PH), Korporasi (Kebutuhan SDM, CSR, Publikasi-promosi), Masyarakat (Pemirsa), Akademisi (R&D, Capasity Building, Pengabdian masyarakat).

Kolaborasi ini sendiri harus dilaksanakan semua pemangku kepentingan dengan sistem terintegrasi dan tidak ada ego sektoral. Seluruh komponen harus melaksanakan tugasnya mulai dari perencanaan sampai market (pemirsa), tanpa ego sektoral sehingga kolaborasi yang dimaksud mampu dilaksanakan dengan efisien dan efektif.

Selain itu, konten akan menjadi madu yang diperebutkan masyarakat akan dilahirkan secara berkualitas bila semua berfungsi termasuk didalamnya memenuhi syarat dasar yang ditetapkan dalam P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran).

Hal ini membuat kolaborasi antar-media penyiaran dan media baru berbasis internet harus segera dilakukan dan diwujudkan dari lapisan masyarakat. Selain itu, ditengah pandemi covid-19 ini masyarakat diminta agar tetap produktif, dan tetap kreatif dalam kontent-kontent yang mengandung unsur fakta, edukatif, dan nilai seni budaya.(Desshinta)

Comments

comments

---