Broadcastmagz – Moonrise Over Egypt, Kisah Perjuangan Diplomatik KH. Agus Salim

Moonrise Over Egypt, Kisah Perjuangan Diplomatik KH. Agus Salim

Mar 17, 2018 broadcastmagz Film & Music, What's On Comments Off on Moonrise Over Egypt, Kisah Perjuangan Diplomatik KH. Agus Salim

Sebagai salah satu rumah produksi film baru, Tiga Visi Selaras (TVS) Films memulai eksistensinya di jagad perfilman tanah air dengan merilis film berbau sejarah berjudul Moonrise Over Egypt yang diproduseri Adie Marzuki, Amir Sambodo dengan sutradara Pandu Adiputra dan penulis skenario Erik Supit, Pandu Adiputra, dan Adie Marzuki. Adapun, para bintang yang dipercaya bermain dalam karakter tokoh sejarah ini antara lain Pritt Timothy (Agus Salim), Vikri Rahmat (AR. Baswedan), Satria Mulia (H.M. Rasjidi), drh. Ganda (Natsir Pamuntjak), Reza Anugrah (Zain Hasan), Bhisma Wijaya (Hisyam) dan Ina Marika (Zahra).

Kisah film ini bersentral pada perjuangan delegasi Indonesia yang melakukan misi diplomatik pertama pasca-Indonesia merdeka.

Pada bulan April 1947, delegasi Indonesia tiba di Kairo untuk melakukan misi diplomatik penting, yakni mencari pengakuan de jure dari pemerintah Mesir atas kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Delegasi tersebut antara lain H. Agus Salim sebagai pemimpin delegasi, Abdurrachman Baswedan, Mohammad Rasjidi dan Nazir Sultan Pamuntjak. Mereka dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Mesir Mahmud Fahmi El Nokrashy Pasya. Namun, misi diplomatik pertama ini rupanya tak mudah.

Duta Besar untuk Belanda di Mesir, Willem Van Recteren Limpurg merancang serangkaian taktik untuk menggagalkan misi Indonesia. Willem didampingi ahli strategi Cornelis Adriaanse, melakukan lobi politik terhadap Perdana Menteri Nokrashy. Keduanya juga menyusupkan mata-mata ke dalam kelompok delegasi Indonesia.

Strategi Willem dan Adriaanse berhasil memengaruhi Nokrashy hingga menunda rencana kerjasama bilateral dengan Indonesia yang menjadi tanda legitimasi kedaulatan negara Indonesia di kancah internasional.

Penundaan penandatanganan nota kesepakatan tersebut membuat Agus Salim bersama rombongan delegasi dalam keadaan gamang dan tidak pasti di Kairo. Bahkan, mereka sempat merasa kekurangan bahan pangan dan uang untuk biaya hidup saat penundaan berlangsung. Saat yang sama, invasi terus dilakukan tentara sekutu Netherlands-Indies Civil Administration (NICA) yang mengepung pulau Jawa dan Madura. Belanda, telah melukai perjanjian Linggarjati dan melancarkan aksinya menguasai wilayah yang tersisa di Republik Indonesia.

Dalam situasi gamang itu, Agus Salim mencoba melakukan pendekatan sentimen Islam dalam diplomasinya kepada Nokrashy untuk meyakinkan tentang nota kesepakatan Indonesia dan Mesir.

Nokrashy pada akhirnya melanjutkan proses perencanaan kerjasama Indonesia-Mesir. Tindakan Nokrashy membuat Willem dan Adriaanse geram hingga mengeluarkan strategi pamungkas untuk menggagalkan penandatangan kesepakatan tersebut.

Situasi tersebut membuat nasib Nokrashy dan Indonesia berada di tangan seorang pemuda Indonesia yang sebelumnya telah dicurigai sebagai pengkhianat. Lalu, apa strategi pamungkas Willem dan Adriaanse? Mengapa seorang pemuda Indonesia ikut terlibat dalam proses perencanaan kerjasama Indonesia-Mesir?

Jawabannya bisa Anda dapatkan saat menonton film ini yang mulai tayang serentak pada 22 Maret 2018.

(Visited 149 times, 1 visits today)