Broadcastmagz – Memahami CRI & TLCI dan Pentingnya Rendisi Warna (2)

Memahami CRI & TLCI dan Pentingnya Rendisi Warna (2)

Feb 09, 2021 broadcastmagz Techno Comments Off on Memahami CRI & TLCI dan Pentingnya Rendisi Warna (2)

Dalam bagian awal, Pete Tomkies-sinematografer lepas -menjelaskan pengantar tentang pemahaman CRI. Pada bagian kedua ini, Pete menjelaskan TLCI lebih lengkap.

Metode Baru

Alan Roberts, mantan insinyur televisi dari Inggris, mengembangkan Indeks Konsistensi Penerangan Televisi (TLCI). Proses untuk menghitung TLCI untuk cahaya serupa dengan CRI sekumpulan sampel warna dibandingkan di bawah sumber cahaya standar dan cahaya yang diuji.

Namun, daripada menggunakan pengamat manusia, TLCI menggunakan perangkat lunak untuk menghitung respons warna yang akan dihasilkan saat menggunakan kamera video.

Tes TLCI sekali lagi menghasilkan skor rata-rata tunggal hingga 100 untuk sumber cahaya. Skor dalam kisaran 85-100 tidak memerlukan koreksi warna, 70-85 mudah dikoreksi dan 50-70 menunjukkan bahwa footage Anda memerlukan koreksi warna yang kompleks. Skor 25-50 akan membutuhkan penggunaan matt untuk mengoreksi footage Anda, tetapi masih belum terlihat bagus dan skor di bawah 25 tidak mungkin diperbaiki.

Apa maksud semua itu?

Baik peringkat CRI maupun TLCI adalah panduan yang baik untuk kualitas sumber cahaya dengan yang terakhir lebih relevan saat mengambil gambar secara digital daripada di film. Saat menyewa atau membeli lampu, Anda harus mencari lampu dengan rating tinggi, 95+ untuk CRI atau 90+ untuk TLCI. Namun, karena kedua peringkat adalah rata-rata pembacaan untuk berbagai warna, sangat mungkin untuk menemukan bahwa dua lampu memiliki skor yang sama, tetapi memberikan hasil yang berbeda dalam penggunaan. Hal ini cenderung hanya terjadi jika kedua lampu tersebut dibuat oleh pabrikan yang berbeda.

KinoFlo Celeb 200 memperoleh peringkat TLCI 92 saat disetel ke suhu warna 5500K. Menurut hasil ini, bidikan yang direkam di bawah cahaya ini akan memerlukan sedikit atau bahkan tanpa koreksi pada saat pemasangan.

Idealnya, Anda harus selalu melakukan pengujian sebelum pemotretan untuk memeriksa kompatibilitas lampu serta kinerjanya, terutama bila menggunakan yang dari lebih dari satu pabrikan. Menggunakan hanya satu jenis lampu, dan dari satu produsen, akan mengurangi risiko ketidak cocokan sumber pencahayaan. Perhatian juga harus diberikan saat menggunakan sumber campuran, misalnya lampu siang hari atau lampu tungsten bersama dengan lampu LED atau fluoresen.

Lampu CRI / TLCI yang tinggi sering kali menuntut harga premium, yang dapat menjadi masalah bagi produksi independen yang bekerja dengan anggaran terbatas. Perlu diingat bahwa banyak pembuat film gerilya telah menghasilkan rekaman yang bagus menggunakan lampu yang dibuat dari lampu kerja atau panel LED.

Penting juga untuk mempertimbangkan proyek dimana lampunya akan digunakan. Untuk film naratif, akan ada waktu praproduksi untuk melakukan uji pencahayaan pada peralatan yang akan digunakan. Namun, footage tersebut juga cenderung diberi gradasi sehingga beberapa kekurangan pencahayaan dapat diperbaiki selama pengeditan. Untuk pengambilan cuplikan berita, diedit, dan disiarkan ke tenggat waktu yang sangat ketat, waktu untuk menilai cuplikan hanya sedikit, tetapi kesegeraan peristiwa yang dilaporkan berarti bahwa sering kali masalah dengan kualitas gambar akan terabaikan.

Namun, memiliki kesadaran tentang implikasi CRI dan TLCI akan memungkinkan seorang sinematografer untuk mencegah beberapa masalah dengan rekaman mereka terlebih dahulu dan bersiap untuk mengoreksi orang lain selama pasca produksi. (Aldy)

(Visited 203 times, 1 visits today)