Latest update February 12th, 2025 6:12 PM
Dec 22, 2016 broadcastmagz Profile Comments Off on Denny J Sompie – Managing Director MNC Networks
Radio Harus Kreatif Memanfaatkan Media Sosial
Sebagai praktisi penyiaran, perjalanan seorang Denny J Sompie yang saat ini menjabat Managing Director MNC Networks, terbilang panjang. Lebih dari dua dasawarsa, ia berkiprah. Karirnya berawal saat dirinya bergabung dengan radio Pro 2 Jakarta sebagai marketing. “Sebetulnya, pada tahun 90 awal itu, saya ingin bergabung ke antv, tapi setelah bertemu dengan teman yang berpendapat bahwa di TV itu antrinya panjang, jadilah saya mencoba di radio dan akhirnya bergabung dengan radio Pro 2 Jakarta,” ungkap Denny mengawali obrolan dengan Broadcastmagz di kantornya yang berada di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. “Kebetulan saat itu, saya suka sekali mendengarkan radio bahkan juga sering request,” tambahnya seolah menegaskan bahwa passion dunia radio sudah mengalir dalam dirinya.
Setahun kemudian, Denny bergabung dengan Radio Pro FM Surabaya sebagai AE. Di radio ini Denny bertugas sekitar tiga tahun. “Setelah tiga tahun di Surabaya, saya kembali ke Jakarta dengan menjual network untuk Pro FM. Setelah kembali ke Jakarta selama satu tahun setengah, saya mendapat tawaran untuk membangun sebuah radio bernama Makobu di Malang. Saat itu, saya berpikir dengan basic marketing dan pengetahuan soal program yang saya miliki, maka saya dapat mengembangkan radio ini. Di radio Makobu yang merupakan singkatan dari Malang Kota Bunga, saya dipercaya sebagai project manager dan membuat proyeksi selama lima tahun dengan menggunakan metode pemetaan dan membaca karakter pendengar radio di Malang. Pada saat itu, Malang juga dikenal sebagai kota pendidikan selain Bandung dan Yogjakarta,” jelasnya. “Pada saat itu, di Jakarta sedang ramai radio Prambors Jakarta FM dan saya ambil sisi anak mudanya. Akhirnya, saya membuat sebuah pemetaan dengan menggunakan sistem program yang sesuai seperti request dan dilengkapi dengan company profile yang menarik. Dari prediksi awal lima tahun, pada tahun ketiga, radio tersebut sudah menghasilkan. Nah, salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Makobu FM saat itu adalah kita memiliki jalur ke Jakarta, sedangkan yang lain belum,” ungkapnya.
Setelah empat tahun di Makobu FM, Denny melakukan pendekatan ke radio pemerintah daerah (RKPD) AM dimana frekuensinya bisa menjangkau wilayag yang meliputi daerah Ngawi, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Bayuwangi dan Sampang. “karena pemilik radio Makobu itu adalah anak walikota Malang saat itu, maka saya dikenalkan oleh beliau ke RKPD. Dari situ, saya mengusulkan bagaimana jika radio-radio tersebut diberdayakan atau dengan istilah disewakan. Nah, saat itu, kita mengerjakan marketing dan programnya, tapi tetap mengedepankan visi dan misi dari pemerintah daerah itu sendiri,” jelasnya. Dengan hasil itu, Denny pun dipercaya oleh agensi-agensi untuk mengatur iklan-iklan mereka ke radio-radio lain di Jawa Timur selain radio yang ia kelola. Setelah itu, Denny beralih ke agensi marketing untuk radio. “Jadi, selama dua tahun, saya menjalankan dua hal, kaki kanan saya di radio, kaki kiri saya di agensi.
Setelah itu, grup mengembangkan usahanya di Surabaya dengan nama Calour Radio yang diperuntukkan untuk para profesional muda usia 20 hingga 30. Selama dua tahun di Calour Radio dan puas keliling wilayah Jawa Timur, Denny kembali hijrah ke Jakarta. “Di Jakarta, saya bergabung dengan Meutia Kasim dan almarhum Hario ke Hard Rock Radio pada tahun 1999 sebagai Marketing Manager. Setelah itu Hard Rock berkembang ke Bali, Bandung, dan Surabaya. Dan disitulah, untuk pertama kalinya saya menolak iklan karena space kami sudah habis,” kenangnya. Setelah itu, Denny diangkat menjadi marketing manager grup dan tahun 2005, MRA berkembang dengan hadirnya radio baru seperti MTV, Cosmopolitan dan i-radio dan saya menghandle itu sebagai head of sales hingga tahun 2011 dan pada akhir tahun 2011, Denny diangkat menjadi Deputy Director MRA hingga tahun 2014. Kemudian, dia hijrah ke MNC Radio sebagai Managing Director.
Pengalaman di dunia radio dan kiprahnya pun menjadi lanjutan obrolan dengan Broadcastmagz. Berikut obrolan yang dikemas dalam bentuk wawancara dengannya pada siang hari awal November 2016.
Apa yang membuat Anda tertarik dengan Radio?
Bagi saya radio itu adalah dunia kreatif dan sersan (serius tapi santai). Satu sisi, kita harus terus kreatif bukan hanya dari segi program tapi juga untuk sales. Selain itu, untuk sales juga dikejar target sehingga kita harus tetap fokus dan mengikuti setiap perkembangan. Kalau dibilang santai, yah emang santai. Kalau dibilang serius, itu bukan radio juga namanya karena mereka harus fun. Karena kita melihat masyarakat kita sudah berubah, mereka lebih menyukai penyampaian yang santai karena kita berada diantara generasi X dan generasi milenia.
Apa pengalaman menarik yang pernah Anda alami?
Wah, menurut saya, hampir di semua radio memiliki pengalaman menarik. Seperti di RKPD Malang, dimana biasanya saya berkecimpung di aliran musik pop, rock dan jazz yang digemari oleh remaja dan anak muda, di RKPD itu saya harus mempelajari lagu lain seperti dangdut dan Bollywood. Hal itu dilakukan karena banyak daerah yang memiliki multi-segmen dan menengah ke bawah dan itu pendengarnya banyak. Dari pemetaan yang saya buat, terlihat tuh segmentasi para pendengar RKPD. Seperti dari Ngawi hingga Mojokerjo itu menyukai campursari dan dangdut dibanding Bollywood, lain lagi daerah Lumajang hingga Sampang dimana pendengarnya kebanyakan adalah pekerja pendatang yang lebih menyukai dangdut dan Bollywood. Selain itu, pengalaman menarik lainnya adalah saya baru tahu kalau di Banyuwangi itu ada tiga bahasa yaitu bahasa using, bahasa Jawa dan bahasa Madura. Nah, dari situ akhirnya saya memberikan saran ke agensi iklan bagaimana cara yang pas dan tepat untuk beriklan di daerah-daerah tersebut. Pengalaman menarik lainnya adalah ketika saya di Hard Rock FM dan menolak iklan untuk pertama kalinya. Tapi dari situ, kita bisa berpikir kreatif bagaimana mensiasati iklan tetap ada meskipun tanpa spot khusus. Jadi, kami menghadirkan iklan melalui addliner yang diucapkan sepintas oleh penyiar, yang penting misi dan visi dari iklan itu bisa diterima oleh pendengar. Nah, itu membutuhkan waktu hanya 15 detik tanpa mengambil space.
Bagaimana Anda melihat perkembangan radio saat ini?
Dari segi teknologi, jelas perkembangannya sangat pesat dan otomatis itu berpengaruh dengan pengiklan. Seperti jaman dulu, kita menggunakan kartu pos untuk request, setelah itu ada era telepon, ada era pager dan kemudian ada era sms. Tapi saat ini, pendengar kita bisa menggunakan berbagai media sosial yang tersedia untuk terhubung dengan radio.
Ada pendapat yang mengatakan jika era radio sudah redup seiring dengan berkembanganya teknologi internet. Bagaimana menurut Anda?
Sebetulnya itu terjadi di awal tahun 2000 dimana internet sedang booming, tapi kembali lagi bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut. Menurut saya, orang masih menggunakan radio di beberapa tempat karena tidak selamanya mereka mengakses internet. Seperti di dalam mobil. Selain itu, satu hal yang tidak dimiliki oleh internet adalah kedekatan antara pendengar dan penyiarnya. Hal-hal itulah yang harus kita bangun, bagaimana dengan program off airnya atau bagaimana dengan program dengan komunitasnya. Dari situ, pengiklan bisa melihat bahwa pendengar kita masih banyak. Berkembangnya internet tidak bisa kita hindari, karena itu bagaimana kita menggunakan internet tersebut untuk kemajuan radio kita juga. Karena itulah, selain bersiaran secara konvensional, kami juga bersiaran melalui streaming. Jadi menurut saya, radio itu harus memiliki 3 O yaitu On air, Off air, dan Online.
Menurut Anda apa yang harus dimiliki jika ingin terjun ke dunia radio?
Passion. Harus menemui passion yang pas jika ingin bertahan karena radio itu dinamis dan butuh orang-orang yang kreatif.
Biodata
Nama : Denny J Sompie
Tempat/Tanggal Lahir : Manado, 15 Desember 1964
Pendidikan : Universitas Surabaya
Jabatan : Managing Director MNC Networks
Feb 12, 2025 0
Feb 11, 2025 0
Feb 11, 2025 0
Feb 08, 2025 0
Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Feb 08, 2025 0
Jakarta, Broadcastmagz – Paulina, begitu...Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
Jakarta, Broadcastmagz – Cynthia Tan, desainer fesyen...May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Jaka, Broadcastmagz – Bernama lengkap Gunawan...Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Jakarta, Broadcastmagz – Hari Rabu, 15 November 2023...
Oct 25, 2023
Comments Off on
Rubi Roesli, Arsitek dan Founder dari Biroe Architecture & Interior Kembali Menata Interior
JFW2024
Aug 06, 2024 Comments Off on Implementasi AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Broadcasting Masa Kini dan Nanti
Nov 08, 2024 Comments Off on KPI Gelar Anugerah KPI 2024: “Penyiaran Tumbuh, Indonesia Maju”
Feb 14, 2024 Comments Off on KPI Minta MNC Group Menghentikan Penayangan Konten Siaran Berunsur Kampanye pada Hari Pemungutan Suara
Jun 27, 2022 Comments Off on Gubernur Sulut Nilai Gerakan Literasi Tingkatkan Kualitas Isi Siaran
Jun 27, 2022 Comments Off on Media Penyiaran Hadapi Persaingan Tak Adil dari Media Berbasis Internet
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...