Latest update January 16th, 2025 8:35 PM
Sep 03, 2020 broadcastmagz Film & Music, What's On Comments Off on ‘Saatnya Bangkit Bersama’, Mencari Solusi Dunia Hiburan Saat Pandemi via Diskusi
Diskusi yang mengupas efek pandemi terhadap dunia film dan musik ini menghadirkan beberapa narasumber seperti Edi Irawan selaku Kapokja Apresiasi dan Literasi Kemendikbud, Firman Bintang sebagai Ketua Dewan Pertimbangan PPFI (persatuan perusahaan film), Harry ‘Koko’ Santoso selaku promotor musik, serta Candra Darusman selaku Ketum Federasi Serikat Musik Indonesia (Fesmi) yang juga musisi/penyanyi band Chaseiro dan Karimata. Diskusi dipandu pewarta Benny Benke dan Edo.
Mewakili direktur Film, Musik dan Media Baru, Kemendikbud, Edi Irawan selaku Kapokja Apresiasi dan Literasi Kemendikbud menyampaikan profil dan kiprah Direktorat Film, Musik dan Media Baru Kemendikbud yang sudah aktif dan rutin menggelar workshop, pameran, pergelaran seni, klinik musik dan membuat konten-konten musik. Sementara itu, Firman Bintang, Ketua Dewan Pertimbangan PPFI (persatuan perusahaan film) menyoroti dunia film nasional selama pandemi Covid 19.
Menurut Firman Bintang, sebelum pandemi, industri film nasional sudah seperti terdampak. Misalnya soal tata edar yang masih silang sengkarut. Sebuah film nasional yang sudah lolos sensor dan disertai STLS dari Lembaga Sensor Film masih sulit tayang di bioskop di seluruh Indonesia. Kondisi ini diperparah saat pandemi melanda negeri yang membuat bioskop pun ditutup. Walaupun, Gubernur dan Gugus Tugas Covid 19 bersiap memberi izin untuk membuka bioskop kembali, Firman mengingatkan untuk tidak dalam waktu dekat.
“Karena kondisi Wabah Pandemi Covid 19 belum reda dan masih Zona Merah. Alangkah bijaknya kalau Gedung Bioskop ditunda dulu. Ini demi kepentingan bersama” ungkap Firman Bintang yang menyebutkan pembukaan bioskop di Korea Selatan justru menjadi kluster baru.
Saat bioskop ditutup dan coba bertahan di kondisi yang sangat sulit ini tentunya jangan sampai kehilangan semangat sekaligus kreatifitas. Karena mata uang yang sebenarnya dalam Industri ini adalah Kreativitas.
Hasil kreativitas tersebut bisa dipasarkan melalui TV langganan berbayar atau media baru, seperti layanan streaming, dan OTT (Over The Top).
Terkait dunia musik, Harry ‘Koko’ Santoso, promotor musik Deteksi, mengatakan,”saat pandemi Covid 19, banyak seniman musik nganggur dan alih pekerjaan. Bisa dibilang prestasi mereka mandeg. Memang sih belakangan ada konser musik secara live streaming, tapi sedikit. Jauh dari harapan.”
Harry Santoso mengakui, memang ada beberapa nama band besar yang unjuk diri dalam konser musik, seperti God Bless, Slank, Konser 7 Ruang dan terakhir Kahitna di PRJ, Kemayoran secara drive in (penonton melihat dari dalam mobil).
“Tapi mereka dibatasi oleh ruang dan psychical distancing. Enggak kayak dulu sebelum pandemi, dari Sabang sampai Merauke diramaikan oleh band-band indie di daerah,” tambah Harry Santoso yang mengusulkan agar musisi daerah bisa bekerjasama dengan KONI daerah dan Pemda setempat. Gedung Olahraga bisa ‘disulap’ menjadi Gedung konser musik.
“Imbauan yang lain adalah agar para pelaku dan promotor musik diberi kemudahan dan kelonggaran. Pajak Tontonan (PTO) sebesar 10 sampai 20 % terlalu besar. Kalau bisa, gratiskan,” ungkap Harry Koko.
Dalam kondisi serba sulit dalam kurun waktu yang cukup lama, Koko juga mengingatkan untuk tetap semangat berkreatif.
“Hampir setengah tahun kita terjebak pandemi. Sungguh perih dan pedih. Tapi kita enggak boleh putus asa. Kita tetap berkarya. Pemerintah sudah bantu dengan BLT. Kita siap memasuki masa adaptasi kenormalan baru,” ujar Harry Santoso.
“Mari kita bangkit dan duduk bersama. Musik itu bukan soal mudah. Tetap disiplin, adaptasi dan jaga jarak. Pelan-pelan kita bisa mengatasi masa sulit ini,” harap Harry Santoso.
Sementara itu, Candra Darusman memaparkan ‘badai’ wabah Covid 19 ini benar-benar menghantam tidak hanya bidang kesehatan, tapi juga ekonomi.
“Ini luar biasa dampaknya. Negara-negara luar minus 40, bahkan ada yang 15 %. Sudah 16 negara umumkan resesi. Semoga pada triwulan ke 2, negara kita hanya minus 5 %. Dampak ekonomi ini menyangkut periuk nasi para musisi. Ada musisi jual makanan dan semoga ini hanya solusi antara. Mereka tetap akan main musik,” ungkap Candra Darusman selaku Ketum Federasi Serikat Musik Indonesia (Fesmi).
Dalam diskusi, Candra Darusman juga menyampaikan sejumlah data menarik. Menurutnya, pandemi ini menjadi katalis bagi para musisi. Dikatakan Candra, ada 3 jenis musisi selama wabah pandemi, yaitu musisi mapan, musisi pas-pasan dan musisi rentan. Sesuai peraturan Pemprov DKI Jakarta, bahwa ada pembatasan sosial selama musisi main di kafe dan klub. Penonton dibatasi 30% dan band yang unjuk diri hanya dibolehkan hanya 4 personel.
Ada tiga kelompok musisi yang terlihat selama pandemi Covid-19 ini muncul di Indonesia sejak medio Maret 2020. Tiga kelompok musisi itu masing-masing, mapan, pas-pasan dan rentan.
Tiga kelompok musisi itu didapatkan berdasarkan survai yang telah dilakukan Federasi Serikat Musisi Indonesia (FESMI) terhadap 1.400 responden di 22 provinsi di Indonesia.
Survai FESMI menyatakan, dari 1.400 responden itu terlihat sebanyak 34,3 persen musisi adalah yang bekerja di hotel dan kafe, pengiring musik profesional (12,9 persen), hingga pengajar (10,8 persen). Sementara artis rekaman tercatat ada 7,1 persen dan digital content creator sebanyak 3 persen.
Ketua FESMI Candra Darusman juga menyampaikan bahwa rata-rata penghasilan musisi juga beragam. Penghasilan terbanyak mulai Rp 3,1 juta hingga 5 juta yakni sebanyak 24,6 persen, Rp 1,1 juta sampai 3 juta (19,1 persen) dan Rp 5,1 hingga Rp 7 juta (18,2 persen), Rp 7,1 hingga Rp 10 juta (12,3 persen) serta Rp 100.000 sampai 1juta (10,7 persen). Sementara musisi yang berpenghasilan Rp 10,1 juta sampai Rp 15 juta (8,9 persen) dan Rp 15,1 sampai Rp 20 juta hanya 3,5 persen.
Secara keseluruhan diskusi selain menyuguhkan data dan paparan menarik juga berlangsung interaktif, sejumlah pertanyaan terlontar dan dijawab lugas para narasumber. Intinya, mencari solusi saat pandemi dengan duduk bersama. Tanpa harus kehilangan semangat dan kreativitas.
Jan 16, 2025 0
Jan 16, 2025 0
Jan 16, 2025 0
Jan 15, 2025 0
Jan 16, 2025 0
Jan 16, 2025 0
Jan 16, 2025 0
Jan 15, 2025 0
Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
Jakarta, Broadcastmagz – Cynthia Tan, desainer fesyen...May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Jaka, Broadcastmagz – Bernama lengkap Gunawan...Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Jakarta, Broadcastmagz – Hari Rabu, 15 November 2023...
Oct 25, 2023
Comments Off on
Rubi Roesli, Arsitek dan Founder dari Biroe Architecture & Interior Kembali Menata Interior
JFW2024
Jun 07, 2023 Comments Off on DJ Asto, Dari Musik ke Politik
Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut...Aug 06, 2024 Comments Off on Implementasi AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Broadcasting Masa Kini dan Nanti
Nov 08, 2024 Comments Off on KPI Gelar Anugerah KPI 2024: “Penyiaran Tumbuh, Indonesia Maju”
Feb 14, 2024 Comments Off on KPI Minta MNC Group Menghentikan Penayangan Konten Siaran Berunsur Kampanye pada Hari Pemungutan Suara
Jun 27, 2022 Comments Off on Gubernur Sulut Nilai Gerakan Literasi Tingkatkan Kualitas Isi Siaran
Jun 27, 2022 Comments Off on Media Penyiaran Hadapi Persaingan Tak Adil dari Media Berbasis Internet
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...