Bincang Musik Indonesia Hari Ini ala Twitter

Jun 24, 2021 broadcastmagz Film & Music, What's On Comments Off on Bincang Musik Indonesia Hari Ini ala Twitter

---

Twitter meluncurkan #TweetYourMusic dalam rangka Hari Musik Sedunia untuk mengapresiasi musisi lokal di kawasan Asia Tenggara.

Titaz selaku co-founder Creative Disc, mengadakan sesi diskusi di Twitter Spaces pada Senin, (21/06) pukul 19.00 WIB. 

Music publicist dan mantan pembawa acara radio tersebut akan mewawancarai beberapa narasumber ternama dari industri musik Indonesia yaitu Inedz Groovebox Story, Coki Singgih, dan Marcell Siahaan.

Broadcastmagz merangkum sebagai berikut.
Industri musik Indonesia Selama Pandemi
Choki Singgih mempertanyakan ketika kita memutuskan untuk berkarir di industri musik, apakah kita bisa pastikan penghasilan kita datangnya dari mana saja, terlebih saat kondisi pandemi seperti ini.

“Saya cuma ngebayangin gitu ya jaman sekarang kalau jadi musisi tuh sudah kebayang nggak sih penopang hidup kita dari mana aja, pertanyaan ini ya buat saya jadi penting karena kalau itu bisa selesai kan kita bisa berfokus dengan berkaryanya gitu ya, tapi kalau kita aja masih bingung gitu ya apalagi masa pandemi ini, penghasilan gue dari mana gitu kan, nah itu membuat sebuah profesi atau industri tuh daya tariknya jadi kurang gitu buat gue,” ucap Choki pada sesi diskusi di Twitter Spaces (21/06).

Oleh karena itu, sangat penting untuk paham aliran penghasilan saat pandemi karena banyak sekali penghasilan-penghasilan utama yang hilang. Terutama pekerja live music.

“Jadi, kita udah bilang sebenernya ini udah bukan industri musik secara general, terutama kalau bicara Indonesia ini. Nah, semua penghasilan terkait live music kan bisa dibilang turun drastis ya, kalau nggak hilang sama sekali saat pandemi gitu ya. Kita bisa punya penghasilan apasih selain penghasilan-penghasilan tradisional seperti honor manggung gitu ya, royalty, sinkronisasi, dan sebagainya. Itu yang bisa dipake harusnya sekarang untuk secara teori paling nggak untuk cepat berdaptasi, karena kan dipandemi ini yang sebenarnya bertahan atau yang menang itu yang cepet beradaptasi gitu,” tambah Choki.
Pembuatan Lagu Tidak Bermodalkan “Enak” Saja

Marcell Siahaan menuturkan, sekarang sudah tidak bisa lagi menggunakan pola bahwa lagu itu hanya bermodalkan enak saja, tetapi bagaimana dari kita sisi kreatif yang bikin musik.

“Kita juga harus memikirkan gimana caranya supaya pendengar itu bukan cuma mendengar lagunya enak. Otomatis of course pasti kita akan membuat lagu yang enak, kita akan mengusahakan apapun supaya lagunya enak, tapi juga ditambah satu lagi dengan satu cara gimana pendengarnya bisa engagement tahan minimal selama 1 menit ke depan gitu. Jadi bagaimana menahan mereka supaya tidak cepet bosan,” ucap Marcell.

Marcell juga memberikan tips tentang bagaimana membuat musik agar tidak terlalu lama yang nantinya bisa membuat pendengar merasa bosan.

“Kemaren ini sempet gua dapetin dari obrolan gua dengan Abram Lembono dan salah satu orang Indonesia yang juga sempet kuliah di Berklee kemaren dan dia mengambil jurusan komposisi dan arranging, dia bilang bahwa sekarang ini orang-orang juga harus memikirkan bahwa aransemen itu tidak boleh terlalu panjang tapi langsung stay to the point. Misalnya begini, dari intro menuju ke verse jangan lebih dari 10 detik, kenapa, kalau kelamaan intronya mereka udah mulai bosen. Dan misalnya mereka denger lirik dan baru beberapa kata mereka sudah merasakan tidak relate, mereka akan mengganti ke lagu lain gitu,” tambah Marcell.

Perubahan Industri Musik Indonesia
Sadar atau tidak bahwa sekarang ini kita menikmati musik lewat platform yang asalnya bukan dari industri musik, melainkan dari industri teknologi.

“Saya bisa dibilang 90% dengerin musik sudah ada di streaming gitu ya, for confinius reason lah, memang nyaman sekarang begitu. Jadi itu menunjukan industri kita udah bukan kita yang menguasai. Jadi kita harus bebenah banget kalau kita berbicara industri ya. Terus ketergantungan kita yang luar biasa sama live music sebagai live industri sudah saatnya ditinjau kembali, dan ini terutama pukulannya telak banget saat pandemi,” ucap Choki.
“Coba kita zoom out sedikit, kita liat kita tengok, ada nggak industri lain yang masih bertahan, ada. Industri game sangat bertahan, mereka tetap punya groove gitu. Mereka apakah terpukul karena pandemi juga, iya. Kita minus, kita zero, kalau bicara industri kita harus liat kiri kanan. Sampe ada yang bilang sekarang industri musik tuh sekunder, fungsinya itu kebanyakan mengisi fungsi-fungsi di industri lain. Dia menjadi soundtrack, dia menjadi jingle iklan, dia menjadi soundtrack gaming juga gitu. Secara network gausah diomongin lagi lah, udah jauh sekali kita dibawah,” tambah Choki.

Comments

comments

---