Scary Stories to Tell in the Dark

Aug 07, 2019 broadcastmagz Film & Music, What's On Comments Off on Scary Stories to Tell in the Dark

---

Kisah itu menyakitkan
Kisah itu memulihkan

Kisah-kisah itulah yang tersimak dalam Scary Stories to Tell in the Dark yang disutradarai André Ovredal (The Autopsy of Jane Doe, Trollhunter).

Kisah itu dibuka dengan suasana menjelang Haloween di kota kecil Mill Valley, Pennsylvania, Amerika, tahun 1968. Sekelompok remaja yang terdiri dari Stella Nicholls (Zoe Colletti), August “Auggie” Hilderbrandt (Gabriel Rush), dan Chuck Steinberg (Austin Zajur) bersiap ke pesta Halloween.

Di tengah jalan, mereka harus menghadapi aksi kelompok senior yang dipimpin Tommy Milner (Austin) dan membuat ketiganya mesti berlari menghindari Tommy dan kelompoknya. Saat berupaya menyelamatkan diri, Stella yang diikuti kedua temannya menyelinap ke sebuah mobil di area drive in theater dan berkenalan dengan Ramon Molares (Michael Garza), sang pengemudi mobil yang sedang asyik menonton film horor.

Sayang, obrolan ketiganya berlangsung singkat lantaran Tommy berhasil menemukan mereka.

Bersenjatakan pemukul bola bisbol, Tommy meminta ketiganya keluar dari mobil Ramon. Ramon membela ketiganya dan “pembelaan” juga datang dari penonton drive in theater lantaran Tommy menghalangi pandangan para pengemudi yang sedang menonton “Layar Tancap” di area drive in. Tommy pun terpaksa meninggalkan “buruan”nya.

Selepas film berakhir, Ramon mengantar Stella, Augie, dan Chuck. Namun, mereka tidak langsung pulang dan memilih merayakan halloween dengan mendatangi rumah paling angker di Mill Valley. Rumah tersebut peninggalan keluarga Bellows yang pernah menempati rumah tersebut pada abad 18 dan rumah itu pun telah ditutup aparat setempat lantaran banyak anak hilang di area rumah tersebut.

Mereka berempat berhasil memasuki rumah yang sebenarnya telah digembok dan dirantai. Bahkan, Stella dan Ramon berhasil menemukan ruang rahasia di bawah tanah yang merupakan kamar si bungsu Sarah Bellows (Kathleen Pollard). Di kamar Sarah, Stella melihat buku tua milik Sarah dan mengambilnya tanpa diketahui Ramon. Belum lama, mereka di kamar Sarah, Augie dan Chuck yang sebelumnya berada di ruang lain menyusul yang diikuti suara berisik dari luar kamar. Ternyata, Tommy berhasil menyusul dan mengunci mereka dari luar kamar. Tak hanya itu, Tommy pun mendorong Ruth (Natalie Ganzhorn) ke dalam kamar setelah Ruth, pacar Tommny yang tak lain adalah kakak Chuck berupaya mencegah Tommy mengunci pintu kamar dari luar.

Di dalam rumah angker tersebut terjadi beberapa peristiwa “ajaib” mulai dari Chuck yang melihat sosok wanita tua hingga kunci pintu kamar yang berhasil membuka sendiri sehingga mereka berlima bisa keluar dari kamar bawah tanah dan kembali ke rumah.

Di rumah, Stella segera membuka buku milik Sarah dan di sana beragam peristiwa pun dikisahkan. Uniknya, ada peristiwa baru yang dikisahkan pada halaman kosong. Tokoh dalam peristiwa itu adalah Tommy dan tak lama Tommy pun dinyatakan hilang. Hari berikutnya, ada peristiwa baru dikisahkan dan tokoh dalam kisah itu adalah Augie. Saat membaca kisah itu, Stella segera menghubungi Augie, tapi itu tak menyelamatkan Augie. Dia pun dinyatakan hilang.

Perlahan, tapi pasti, satu per satu nama mereka pun muncul menjadi bagian dari kisah. Mulai dari Ruth, Chuck, Ramon, hingga Stella. Sosok hantu pun bergantian tampil mengisi kisah mulai dari Harold the Scarecrow (Mark Steger) yang memburu Tommy, The Toe Monster (Javier Botet) yang memburu Augie, kemudian ada hantu The Pale Lady, Jangly Man, hingga keluarga Bellow.

Sanggupkah, Chuck, Ruth, Ramon, dan Stella menyelamatkan diri? Lalu, siapa sebenarnya Sarah?

Scary Stories to Tell in the Dark diadaptasi dari buku antologi anak-anak karya Alvin Schwartz yang menampilkan ilustrasi hantu yang dibuat oleh Stephen Gammel. Walaupun buku yang diterbitkan pada tahun 1981 ini cenderung ditujukan untuk anak-anak, Scary Stories to Tell in the Dark menyuguhkan ilustrasi yang bisa menaikkan adrenalin pembacanya. Terlebih, anak-anak. Tak heran, bila buku ini menjadi salah satu buku laris dan populer sekaligus kontroversial. Tatkala, dikemas menjadi film, Scary Stories to Tell in the Dark “setia” dengan menampilkan sosok hantu seperti ilustrasi yang dibuat Stephen Gammel. Hasilnya, seperti menyimak bukunya, adrenalin pun senantiasa dipacu dan itu mampu membuat Anda terjaga di kursi hingga akhir film.

Warna petualangan khas remaja pun terasa kental di sini. Petualangan penuh resiko yang diawali dengan keingintahuan bercampur kekonyolan. Sejatinya, Scary Stories to Tell in the Dark memang menyeramkan, tapi menghibur. Khususnya, untuk Anda pecinta horor.

Comments

comments

---