Latest update January 18th, 2025 7:37 AM
Dec 18, 2017 broadcastmagz Profile, Uncategorized Comments Off on Maryuni Kabul Budiono, M.Pd
Rapat Paripurna DPR RI dipimpin Wakil Ketua DPR Fadli Zon pada akhir bulan April silam menyetujuilima orang kandidat dari unsur pemerintah, masyarakat, dan TVRI untuk menjadi calon Anggota Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (Dewas LPP TVRI) setelah melalui Uji Kepatutan dan Kelayakan di Komisi I DPR RI. Salah seorang dari kelima kandidat tersebut adalah Drs. Maryuni Kabul Budiono, M.Pd yang mewakili unsur pemerintah. Selanjutnya, Drs. Maryuni Kabul Budiono, M.Pd yang biasa disapa Kabul Budiono bersama Supra Wimbarti, Arief Hidayat Thamrin, Pamungkas Trishadiatmoko, dan Made Ayu Dwie Mahenny dikukuhkan sebagai Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (Dewas LPP TVRI) di Gedung Serbaguna TVRI yang dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta undangan lain seperti Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Rosarita Niken Widiastuti dan Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Ahmad Ramli, pada 6 Juli 2017. Sejak hari itu pula Kabul Budiono yang meniti karir di RRI hingga pensiun, dengan menempati beragam posisi mulai dari Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Siaran Direktorat
Radio (1999-2001), Dewan Pengawas LPP RRI (2005-2010), hingga Direktur Program dan Produksi LPP RRI (2013-2015), resmi mengemban amanah sebagai anggota Dewas LPP TVRI. Bersama empat anggota rekannya, Kabul Budiono sebagai Dewan Pengawas segera melaksanakan tugasnya sebagaimana digariskan dalam Peraturan Pemerintah nomor 13/2005 tentang LPP TVRI. Dewan Pengawas segera menetapkan Kebijakan Umum TVRI, serta berbagai kebijakan lain, program program prioritas yang akan menjadi parameter pemilihan Direksi baru.
Bagi Kabul Budiono, perjalanan awal di TVRI adalah bagian dari keinginannya untuk memberikan darma
bakti. “Saya masih ingin memberikan darma bakti bagi bangsa dan negara dengan berbekal
pengetahuan dan pengalaman yang saya punya. Saya sudah memahami juga prinsip–prinsip penyiaran
publik yang sudah kita praktikan di RRI,” buka pria ramah ini saat ditemui Broadcastmagz di ruang
Dewas TVRI, Oktober silam. Berkiprah di TVRI, bagi Kabul pun seperti kembali ke kampung halaman
kedua. Pertemuan dengan teman-teman lama di TVRI yang pernah bersama meliput berbagai peristiwa
termasuk di Istana Kepresidenan, membaca berita, serta mengasuh acara Pedesaan, selain
membangkitkan kenangan indah juga memotivasi semangat bekerja di TVRI. Kabul sangat bersyukur
kepada Allah SWT karena mendapatkan kesempatan untuk bersama teman-teman melakukan karya
bersama memaksimalkan peran dan fungsi TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang menyandang
nama RI di belakangnya. Masyarakat, Bangsa dan Negara memberikan kepercayaan kepada TVRI hadir
sebagai media publik, memainkan peran pentingnya.
Tentunya, Kabul dan kawan-kawan sangat menyadari amanah yang diemban sangatlah berat. Banyak hal
yang harus dibenahi, mulai dari sisi penggunaan anggaran atau keuangan hingga program acara. Dari sisi
penggunaan anggaran, seperti diketahui, TVRI sudah dinyatakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
sebagai salah satu lembaga yang mendapat opini Tidak Menyatakan Pendapat (TMP) atau disclaimer
dan ini terjadi selama tiga tahun (berturut-turut) dan dari program acara, program acara hari ini dan ke
depan paling tidak harus dikemas menjadi lebih menarik.
“Saya kira ini merupakan challenge bagi kita semua untuk mengupayakan agar ke depan status
disclaimer yang disandang oleh TVRI berubah,” jelas Kabul. “Tetapi memang status dari BPK itu terkaitdengan akuntabilitas menggunakan anggaran dengan basis–basis pertanggungjawaban keuangan
pemerintah namanya SAP (Standar Akutansi Pemerintah). Selain itu kita juga harus berusaha untuk
mewujudkan TVRI sebagai lembaga penyiaran yang melaksanakan good governance akuntabilitasnya,
lalu pertanggungjawabannya, kemudian transparasinya dalam kaitan dengan penggunaan (anggaran).
Jadi, intinya ke depan, kita dituntut untuk melaksanakan penggunaan keuangan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka mewujudkan good governance,” tambah Kabul.
Dengan segera lepasnya TVRI dari statu disclaimer, Kabul Budiono optimis dukungan yang lebih kuat
akan muncul. Dari situ upaya untuk menyelesaikan persoalan lain serta mendorong segera
diwujudkannya reformasi birokrasi dalam bentuk remunerasi serta diterimanya tunjangan kinerja dapat
lebih dipercepat. Terkait beragam persoalan yang menjadi tantangan, setidaknya ada tiga hal yang perlu
menjadi perhatian Kabul Budiono dan kawan-kawan dalam upaya merevitalisasi TVRI yang dicintai.
Pertama, walaupun tidak tepat menyandingkan isi dan sajian siaran TVRI dengan TV Komersial, siaran
TVRI harus tetap menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. Dengan sifatnya yang independen,
netral, tidak komersial dan melayani kebutuhan masyarakat, TVRI barus kreatif menciptakan program
siaran informasi, pendidikan, kebudayaan dan hiburan. Kreativitas adalah darah dan jantungnya
penyiaran. “Sebelum ini, saya lihat program kebudayaan di TVRI agak kurang menonjol, padahal
kebudayaan harus menjadi salah satu tujuan penyiaran TVRI sebagai pemberdayaan kebudayaan. Tetapi
sejak bulan September, TVRI sudah mulai menayankan (program budaya) seperti wayang kulit, wayang
golek. Jadi, sudah ada lorong khusus untuk kebudayaan dari pukul 9 hingga 11 sudah mulai disiarkan.
Lalu juga ada siaran tentang kolintang, karena ini basisnya untuk public broadcasting dimana pun di
dunia ini. Program-program seni budaya harus menjadi perhatian utama selain pendidikan, informasi,
dan tentu juga hiburan,” jelas Kabul.
Kedua, awak siar TVRI tidak boleh terbawa arus dengan model dan gaya siaran tv komersial, tetapi harus
belajar dari BBC, ABC, NHK dan KBS sebagai sesama lembaga penyiaran publik yang tetap mampu eksis
dan menjadi pilihan utama khalayaknya. Siaran TVRI, khususnya news dan current affairs harus
membangkitkan kepercayaan masyarakat. Di tengah semarak penyiaran berita oleh TV Swasta yang
dimiliki pengusaha yang berpolitik, TVRI berpeluang dan harus mampu menyiarkan berita yang
terpercaya sehingga menjadi acuan tentang kebenaran dan dapat menjadi referensi publik. Setiap siaran
TVRI harus dapat menghadirkan nilai-nilai (values) kebaikan bagi masyarakat serta mencerminkan
plularitas yang memberdayakan dan meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Ke depan TVRI
harus bertaraf internasional karena mampu mewujudkan diri sebagai salah satu national flag carrier,
tampil sejajar dengan BBC, NHK, KBS dan ABC dengan siaran internasional yang mencitrakan Indonesia
ke dunia internasional.
Ketiga, secara teknis kualitas dan daya pancar harus ditingkatkan. Selain memperbaiki pemancar analog
TVRI juga harus siap “goes digital”. Tantangan bukan lagi hanya pada kekuatan daya pemancar
teresterial melainkan digitalisasi. Perkembangan teknologi digital menyebabkan lahirnya media
convergence yang dari sisi layanan memunculkan multi-platform services. Karena itu diperlukan
perhatian sangat besar terkait dengan upaya membangkitkan daya pancar dan adaptasi teknologi
penyiaran.
“TVRI sesungguhnya sudah cukup komplit (secara adaptasi teknologinya) ditambah sekarang ada aplikasi
TVRI klik. Pada TVRI klik sendiri bisa melihat tontonan seminggu sebelumnya itu ada semua, video on
demand, hingga live streaming. Hanya ini belum dikenal baik oleh masyarakat dan belum optimal. Dari
sisi inilah memang kita tidak bisa berdiri sendiri, harus ada kolaborasi dengan pihak lain dan konvergensi
medianya harus tetap dioptimalkan,” paparnya.
Untuk dapat mewujudkan tiga hal tersebut, diperlukan pembenahan manajemen internal, khususnya
sumberdaya manusia dan keuangan berjalan baik. Pernyataan disclaimer oleh BPK atas pengelolaan
keuangan TVRI empat tahun berturut-turut menuntut pengelolaan TVRI secara professional dengan
prinsip good governance. Penyelesaian kasus disclaimer adalah modal sosial bagi TVRI untuk berbenah
diri dan kembali meraih kepercayaan masyarakat, pemerintah, DPR RI dan stakeholders lainnya. Mari
bersatu padu menjadikan TVRI, Televisi Publik nasional yang profesional, kreatif, terpercaya dan
berkelas internasional.
Dengan sejumlah tantangan dan langkah yang disiapkan, pada gilirannya Kabul Budiono pun memiliki
harapan terhadap TVRI. "TVRI merupakan lembaga penyiaran satu-satunya di Indonesia TV yang
menyandang kata RI di belakangnya. Kami menghimbau atau meminta membangkitkan semangat untuk
orang-orang di TVRI bahwa orang-orang TVRI harus bangga menjadi bagian dari TVRI karena
penyandang predikat lembaga penyiaran publik yang mengemban misi masyarakat bangsa dan negara.
Karena itu tidak ada pemikiran lain dan upaya lain selain memajukan TVRI sehingga mampu
melaksanakan visi dan misinya sebagai lembaga penyiaran publik di Indonesia,”tutup Kabul Budionoyang merasa bangga menjadi orang TVRI.
Biodata:
Nama lengkap : Maryuni Kabul Budiono, M.Pd
Jabatan: Anggota Dewan Pengawas LPP TVRI (2017-2022)
Bidang Tugas : Keuangan, Program & Berita, dan Teknik
Pendidikan
Sarjana Muda : Universitas Tanjungpura Pontianak
Pendidikan S1 : Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Pendidikan S2 : Universitas Muhammadiyah Prof Hamka Jakarta
Jan 16, 2025 0
Jan 16, 2025 0
Jan 16, 2025 0
Jan 15, 2025 0
Dec 21, 2024 Comments Off on Meriahkan Liburan Nataru, NET Sajikan Parade Film Anak Bangsa Lewat “NET Sinema”
Aug 11, 2024 Comments Off on Uang Koin Kini Bisa Jadi Saldo GoPay, Dorong Transaksi Nontunai
Aug 05, 2024 Comments Off on Monica Karina & Teza Sumendra Pancarkan Hasrat Sensual lewat Single “Gentle Agreement”
Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
Jun 20, 2024 Comments Off on Lebih Dekat Dengan Designer Indonesia Cynthia Tan
Jakarta, Broadcastmagz – Cynthia Tan, desainer fesyen...May 06, 2024 Comments Off on Punya Single Lagu Timur, Gunawan Enjoy Banget
Jaka, Broadcastmagz – Bernama lengkap Gunawan...Mar 23, 2024 Comments Off on Iman Brotoseno, Direktur Utama TVRI: Menjaga Eksistensi TVRI di Era Digital
Jakarta, Broadcastmagz – Hari Rabu, 15 November 2023...
Oct 25, 2023
Comments Off on
Rubi Roesli, Arsitek dan Founder dari Biroe Architecture & Interior Kembali Menata Interior
JFW2024
Jun 07, 2023 Comments Off on DJ Asto, Dari Musik ke Politik
Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut...Aug 06, 2024 Comments Off on Implementasi AI (Artificial Intelligence) dalam Dunia Broadcasting Masa Kini dan Nanti
Nov 08, 2024 Comments Off on KPI Gelar Anugerah KPI 2024: “Penyiaran Tumbuh, Indonesia Maju”
Feb 14, 2024 Comments Off on KPI Minta MNC Group Menghentikan Penayangan Konten Siaran Berunsur Kampanye pada Hari Pemungutan Suara
Jun 27, 2022 Comments Off on Gubernur Sulut Nilai Gerakan Literasi Tingkatkan Kualitas Isi Siaran
Jun 27, 2022 Comments Off on Media Penyiaran Hadapi Persaingan Tak Adil dari Media Berbasis Internet
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...