Latest update February 15th, 2019 2:47 PM
Jul 24, 2018 broadcastmagz Column Comments Off on Supaya Ide Bisa Berhasil (Andy Rustam)
Bekerja di dunia broadcasting, pada kenyataannya kita dituntut untuk harus selalu kreatif. Dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, sudah sering saya katakan bahwa kreatif itu bukan berarti kita harus selalu melakukan yang aneh, atau membuat sesuatu yang berbeda. Seseorang yang disebut kreatif itu biasanya, itu dikarenakan karena ia mampu menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi, atau lebih bermanfaat, atau lebih indah, atau lebih mudah atau lebih efisien atau lebih efektif dsb. Jadi intinya, kreativitas itu adalah urusan yang terkait untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai dari sebelumnya sebagai pembeda. Hal ini bisa terkait dengan proses, yang diawali dengan cara berpikir kita.
Kebiasaan & Kebosanan
Di broadcasting, sebuah acara siaran harus memiliki ciri khas. Tujuannya tentu agar pendengar / pemirsa mengenalinya, dan dengan jadwal siaran yang tetap, maka akhirnya terbangunlah kebiasaan untuk mengikuti siaran acara itu secara rutin. Nah ketika sudah menjadi kebiasaan tetap, maka lama kelamaan akan mulai terbangun rasa bosan pada diri si pendengar / pemirsa terhadap acara tersebut. Kreativitas dibutuhkan selalu untuk memperlambat terjadinya kebosanan atau nanti untuk menghasilkan acara baru pengganti acara sebelumnya.
Di sisi lain, para pembawa acara yang setiap hari harus siaran juga perlu kreatif juga dalam menyampaikan kalimat-kalimat pengantar. Para penyiar di beberapa stasiun cuman membacakan apa yang ditulis oleh script writer. Maka menjadi kewajiban si script-writer untuk kreatif juga. Karena kalau kita menggunakan kalimat sama setiap hari, makin cepat pulalah proses para pendengar / pemirsa menuju kebosanan. Kita yang bekerja di broadcasting tidak boleh terlena dengan rutinitas.
Koridor Kreatifitas
Banyak semboyan-semboyan atau kata-kata bijak bahwa kreatifitas itu tidak terbatas. Hal itu tentu benar, karena tanpa kreatifitas duniapun tidak akan mengalami kemajuan, dan ini akan berlangsung terus sampai kiamat nanti. Hal-hal baru akan terus berdatangan, sampai-sampai tidak terbayangkan bagaimana peradaban manusia di masa mendatang kelak. Era internet dan digitalisasi telah banyak merubah cara pandang dan perilaku masyarakat. Tetapi sebenarnya perubahan yang terjadi hanyalah pada tingkat permukaan saja, sedangkan pada sisi yang lebih dalam (pada sisi yang prinsipil) hal itu tidak berubah. Misalnya, sering dikatakan bahwa manusia sekarang cenderung berbelanja online, sehingga toko-toko menjadi sepi pengunjung. Toko-toko CD Musik banyak yang tutup karena semua lagu dapat di download dari internet.
Kerja keras para pembuat aplikasi secara kreatif memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berbelanja, lebih nyaman, lebih murah dan lebih aman. Sesungguhnya prinsip inilah yang tidak berubah, bahwa “konsumen dalam berbelanja selalu mencari cara belanja yang lebih nyaman, lebih murah dan lebih aman.” Di manapun konsumen belanja, nyaman, murah dan aman itu yang tidak akan berubah. Dengan contoh ini, sekarang kita mengerti bahwa kalau kita ingin menghasilkan suatu karya baru, dengan kreasi kita, maka ingatlah jangan sampai mengubah atau melupakan hal-hal yang prinsipil.
Ada seorang teman ingin membuat restoran. Ketika secara ngga sengaja saya bertemu dia, ternyata dia sedang sibuk memuat aplikasi agar dapat didownload oleh konsumen supaya mudah nantinya memesan makanan. Lalu saya tanya, “Menu makanannya apa aja? Makanan apa yang jadi unggulan? Apa yang bisa menyebabkan orang-orang nanti datang berkali-kali untuk makan disini?” Jawabannya, “Oooh itu belom. Ini lagi mikir membuat aplikasi agar mudah mengorder makanan dan agar terhubung juga dengan Gojek”. Dalam hati, saya tertawa… Inilah contoh bagaimana seseorang yang berkreasi dan berinovasi dari sisi aplikasi, tetapi melupakan hal yang sangat prinsip, yaitu bahwa: Sebuah restoran akan ramai pembelinya, apabila makanannya enak-enak, harganya terjangkau dan lokasinya mudah. Berkreasi atau carilah ide dari sisi ini yang utama terlebih dahulu.
Bagaimana Mendapatkan Ide yang Berhasil?
Untuk bisa mendapat ide yang baik, sebelumnya Anda harus memiliki pengetahuan dengan baik tentang hal yang sedang berjalan selama ini. Bagaimana tujuannya atau maksudnya, dan bagaimana pihak konsumen menerimanya / menggunakannya (kenapa konsumen menyukainya?) Setelah itu perhatikan diri Anda sendiri. Hal apa yang Anda rasa harus diperbaiki?
Misalnya, ada acara di TV-X sebuah tayangan bergenre horror dan acara ini amat populer. Lalu program manager dari stasiun TV-Y bermaksud menyaingi acara tersebut dengan membuat juga acara horor, yang isinya mirip, dengan tambahan sedikit di sana-sini agar dibilang tidak meniru. Tindakan ini sebenarnya cukup baik dan safe (risiko gagalnya kecil) dalam rangka merebut pendengar / pemirsa dari stasiun TV-X. Karena memang terbukti acara ini sudah disukai, bukan? Namun dari sisi lain, tindakan TV-Y bukanlah tindakan yang kreatif. Ini yang sering jadi alasan kenapa acara-acara radio / TV kita menjadi mirip-mirip semua.
Berbeda dengan yang lain, TV-Z memilih untuk membuat acara baru. Bagaimana caranya TV-Z mendapatkan ide yang baik dan resiko gagalnya kecil? Program Manager TV-Z memulai dengan memahami terlebih dahulu, sebenarnya apa sih penyebab acara horror ini disukai? Ternyata ada beberapa sebab: (1) Karena isi acara tersebut sesuai dengan kepercayaan tradisional yang sudah mengakar di masyarakat. Sehingga ada kedekatan hubungan (proximity) antara acara tersebut dengan pemirsa. (2) Selain itu, artis pemeran utama di acara tersebut berwajah cantik dan sangat menghayati perannya. (3) Plot, cara menyusun jalannya cerita dan adegan-adegan, sangat sarat dengan hal-hal yang tak terduga sehingga sangat menegangkan.
Berangkat dari ketiga hal tesebut, yaitu: (1) Kedekatan Isi / proximity (2) Pemeran yang cantik dgn kemampuan acting yg prima (3) Adegan yang menegangkan dan tak terduga,… maka dipikirkanlah suatu gagasan cerita yang berbeda (bukan horror) namun memiliki ke-3 unsur temuan tersebut.
Langkah berikutnya adalah tinggal memperhatikan siapakah nanti target-audience (sasaran khalayak) dari ide acara yang baru ini. Misalnya acara ini nantinya menyasar kepada anak muda. Maka carilah (1) beberapa titik yang memiliki kedekatan dengan anak muda, misalnya: sepeda motor, gadget digital, cinta. Inilah inti gagasannya. Selanjutnya tinggal dicari penulis cerita yang mampu menghubungkan ketiga hal itu (motor, gadget digital, cinta) ke dalam sebuah rangkaian cerita. (2) Setelah itu pilihlah artis anak muda pemeran wanita yang cantik atau aktor yang ganteng. (3) Kemudian buatlah plot cerita yang menegangkan dan banyak hal-hal tak terduga.
Ketemu deh ide acara yang beda, tapi tetap memiliki kemungkinan berhasil yang besar, karena 3 kunci keberhasilan dari acara acuan tadi (cerita horror) tetap bisa ditemui dalam ide kita yang baru, walaupun cerita kali ini adalah kisah percintaan remaja. Coba deh. (arm)
Feb 15, 2019 0
Feb 15, 2019 0
Feb 15, 2019 0
Feb 14, 2019 0
Jan 25, 2019 Comments Off on TV Show Bernama Sepak Bola
Sep 17, 2018 Comments Off on Penyiar Mewawancarai Tamu (Andy Rustam)
May 15, 2018 Comments Off on 4 Kebiasaan Komunikasi yang Menyebalkan (Andy Rustam)
Nov 17, 2017 Comments Off on SIKAP MENTAL DALAM MENERIMA INFORMASI
Feb 01, 2019 Comments Off on Qhana Alfiah Presenter Cantik BETV yang Menginspirasi
Perempuan kelahiran 1996 ini adalah lulusan dari Jurusan...Oct 19, 2018 Comments Off on Annada Nasyaya:Dunia Penyiaran Dan Passion Saya!
Kiprah Annada Nasyaya yang biasa dipanggil Nada di dunia...Sep 17, 2018 Comments Off on Sanza Beauty Lidtaqwa, Penyiar TVRI Sumsel
Langkah Sanza Beauty Lidtaqwa di dunia penyiaran bermula...Jul 09, 2018 Comments Off on Dr. Maman Wijaya, Kapusbang Film Kemendikbud
Film dikenal sebagai karya cita seni dan budaya sekaligus...May 15, 2018 Comments Off on Mochamad Riyanto, S.H, M.Si, Pengabdian Tanpa Henti Di Dunia Penyiaran
Walaupun bidang hukum dan dunia pendidikan menjadi latar...Jan 07, 2019 Comments Off on KPID Kalsel Minta Lembaga Penyiaran Bersikap Adil dan Berimbang
Jan 03, 2019 Comments Off on Sepanjang 2018, Sistem Pengawasan KPI Temukan 33.802 Potensi Pelanggaran
Jan 03, 2019 Comments Off on KPI Nilai 105 Program Acara Layak dan Patut Jadi Tontonan Masyarakat
Jan 03, 2019 Comments Off on KPI Beri Teguran Kedua untuk “Menembus Mata Bathin” ANTV
Feb 22, 2017 Comments Off on Jejak Langkah Televisi Indonesia
Jejak Langkah Televisi Indonesia Dari Era Analog ke...Oct 06, 2016 Comments Off on On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio
On Air To Online Pengantar Penyiaran Radio Industri siaran...Jul 10, 2014 Comments Off on Panduan Wawancara Televisi
Judul Buku: Panduan Wawancara Televisi Nama Pengarang:...Jul 10, 2014 Comments Off on Radio is Sound Only
Judul Buku: Radio Is Sound Only Pengantar & Prinsip...Jul 10, 2014 Comments Off on Kamus Istilah Penyiaran Digital
Judul Buku: Kamus Istilah Penyiaran Digital Nama Pengarang:...